Market Leader Jadi Salah Satu Penyumbang Pencemaran Global, Ini Sebabnya!
Arte membeberkan bahwa sampah gelas plastik brand AMDK tersebut menjadi yang paling banyak dijumpai tercecer dan mengotori sungai dan pantai-pantai ek
Penulis:
Muhammad Fitrah Habibullah
Editor:
Vincentius Haru Pamungkas
"Sampah plastik yang paling banyak kami temui di pusat penyortiran kami adalah kemasan gelas plastik sekali pakai dan selalu menemukan sampahnya dalam jumlah besar, baik di sungai, hutan mangrove, maupun di pantai," kata liputan mengutip penjelasan seorang aktivis Sungai Watch.
Menurutnya, sikap tersebut ‘mengejutkan’ untuk ukuran sebuah perusahaan multinasional yang seharusnya peduli terhadap perlindungan lingkungan. Terlebih, Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia telah mencoba menangani permasalahan tersebut dengan mengeluarkan sebuah peraturan pada tahun 2019 yang mendorong produsen meninggalkan botol plastik berkapasitas kurang dari 1 liter.
Baca juga: KLHK Tekankan Pentingnya Penanganan Pencemaran Lintas Batas Polusi Plastik
Pelarangan Air Minum Kemasan di Bawah Seliter, Wamenperin Siap Ajak Pengusaha Temui Gubernur Bali |
![]() |
---|
Anggota DPR RI Eva Monalisa: Larangan Air Minum Kemasan Ukuran Kecil Ancam Pariwisata Bali |
![]() |
---|
Apindo Bali Berharap Gubernur Bali Kaji Ulang Pelarangan Produksi AMDK di Bawah 1 Liter |
![]() |
---|
Tren Kemasan Bebas BPA: Industri Air Minum Mulai Beralih demi Kesehatan Konsumen |
![]() |
---|
Kemenperin Minta AMDK Dikecualikan dari Aturan Pelarangan Truk Sumbu 3 di Libur Nataru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.