Senin, 6 Oktober 2025

Hari Buruh

Keluh Kesah Buruh Perempuan Saat Aksi May Day 2024, Kritik UU Cipta Kerja Hingga Biaya Pendidikan

Eliza dan Iyoh adalah dua dari ribuan pekerja yang menghadiri Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2024. Keduanya pun berkeluh kesah

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Gita Irawan
Eliza (kiri) dan Iyoh (kanan) saat mengikuti aksi peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha Jakarta Pusat pada Rabu (1/5/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Eliza dan Iyoh adalah dua dari ribuan pekerja yang menghadiri Peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2024 di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, Rabu (1/5/2024).

Eliza mengaku mengkhwatirkan soal sulitnya mencari lapangan pekerjaan di masa depan.

Kekhawatiran Eliza itu berkaca dari banyaknya pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sejumlah pabrik.

Eliza yang sehari-hari bekerja di pabrik manufaktur sepatu itu mengaku khawatir dengan diberlakukannya aturan omnibus law cipta kerja.

Selain itu, ia juga mengkhawatirkan diberlakukannya sistem kerja outsourcing.

Baca juga: Gelar Aksi Hari Buruh di Kawasan Patung Kuda, KSPI Soroti Tenaga Kerja dari China yang Masih Marak

Tak hanya itu, Eliza juga mengaku khawatir karena maraknya praktik penipuan untuk mendapatkan pekerjaan.

"Kalau omnibus law (cipta kerja) ditetapkan ya kita sangat menyayangkan, karena kan ada generasi penerusnya. Sedangkan mencari lapangan pekerjaan sangat susah. Sekarang kan zamannya outsourcing. Apa-apa kontrak cuma 2-3 bulan dicut. Sedangkan kita butuh mata pencaharian tetap untuk memenuhi kebutuhan hidup kita sehari-hari," kata Eliza.

Meski begitu, Eliza yang sudah tiga tahun bekerja di sebuah pabrik di Tangerang itu mengaku sedikit tenang karena statusnya sudah karyawan tetap.

Baca juga: Jokowi Ucapkan Selamat Hari Buruh: Setiap Pekerja Adalah Pahlawan Sehari-hari 

Ia pun mengaku betah dengan pekerjaannya yang sekarang.

Di sisi lain, kata Eliza yang masih lajang itu, saat ini masih banyak pengangguran yang berusaha mencari pekerjaan.

"Di luaran sana masih banyak pengangguran yang berusaha mencari pekerjaan. Jangankan untuk mendapatkan (status) karyawan tetap, untuk kontrak saja sangat susah," kata dia.

Untuk itu, ia berharap ke depannya perekonomian nasional tetap stabil agar banyak penyerapan tenaga kerja.

Selain soal penerapan omnibus law Cipta Kerja khususnya aturan soal pesangon PHK, Iyoh yang sudah bekerja 10 tahun di pabrik yang sama dengan Eliza punya kekhawatiran sendiri.

Kekhawatiran Iyoh yang sehari-hari bertugas menjahit atau memasangkan tali sepatu lebih kepada biaya pendidikan dua anaknya yang saat ini menginjak bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved