Jumat, 3 Oktober 2025

Kelompok Bersenjata di Papua

Sosok Mayor Osea Satu Boma, Pentolan OPM Otak Pembunuhan Danramil Aradide, Ancam Warga Papua

Berikut sosok Mayor Osea Satu Boma, otak di balik gugurnya Danramil 1703-04/Aradide Letda Oktovianus Sogarlay. Keluarkan ancaman kepada warga Papua.

Editor: Adi Suhendi
Ist/ Facebook
Gerombolan OPM. OPM melakukan aksi biadab menembak mati Danramil 1703-04/Aradide Letda Oktovianus Sogarlay, Kamis (11/4/2024) pagi. 

Terpisah, Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan menyebut pelaku penambakan Danramil 1703-04/Aradide Letda Inf Oktovianus Sogarlay adalah gerombolan OPM.

"Para pelaku penyerangan dan penembakan ini adalah gerombolan OPM," kata Candra ketika dikonfirmsi Tribunnews.com pada Jumat (12/4/2024).

Saat ini aparat gabungan TNI-Polri sedang memburu Mayor Osea Satu Boma dan gerombolannya.

"Aparat TNI Polri melakukan pengejaran terhadap para pelaku," kata Candra.

Lalu siapa sosok Mayor Osea Satu Boma yang memimpin gerombolan OPM memberondong Letda Oktovianus Sogarlay dengan tembakan?

Sosok Mayor Osea Satu Boma

Mayor Osea Satu Boma merupakan Komandan Operasi Kodap XIII Kegepa Paniai, Papua.

Ia berada anak buah dari Matius Gobai selaku Panglima Daerah Markas Komando Daerah Pertahanan XIII Kegepa Nipouda Paniai.

Mayor Osea Satu Boma sebelumnya sempat melontarkan tantangan terhadap aparat TNI-Polri untuk berperang secara terbuka.

Ia mengklaim aksi penembakan yang dilakukan OPM sebagai bentuk perang tahapan menuju revolusi total.

"Kami tidak minta uang, jabatan atau pembangunan dan lain-lain. Namun sebagai bentuk perlawanan kami terhadap musuh kami yaitu TNI-Polri," ujarnya.

Pihaknya juga menolak segala bentuk pembangunan apapun oleh Pemerintah Indonesia di atas Tanah Papua.

Osea Boma mengeluarkan ancaman tembak mati bagi warga asli Papua yang terlibat membantu TNI-Polri lewat cara spionase terhadap aktivitas TPNPB.

"Apa pun yang akan terjadi jangan cari rakyat sipil tetapi cari kami pasukan TPNPB, sebab itu semua kami pasukan TPNPB yang lakukan sebagai bentuk perlawanan mengusir pendudukan pemerintah Indonesia di atas Tanah Papua," ujarnya.

(Tribunnews.com/ Gita/ tribunpapua.com)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved