”Apakah konten kita benar, penting, dibutuhkan dan memiliki niatan baik untuk orang lain. Kemudian perlu dipastikan apakah konten kita datang dari sumber yang kredibel? Apakah konten kita sudah komprehensif dan mencakup banyak perspektif?. Ini cara kita berpikir kritis,” jelasnya.
Kemudian, lanjut dia, warga digital yang Pancasilais berarti siap untuk berhadapan dengan pengguna internet dengan latar belakang yang beragam.
Artinya tidak mudah memutuskan pertemanan atau unfollow, unfriend, block atau blokir di media sosial dan media percakapan online.
”Baiknya menjadi warga digital yang Pancasilais itu memiliki inisiatif untuk berpartisipasi dan berkolaborasi aktif dalam aktivitas dan komunitas digital. Misalnya, mengajak orang-orang untuk menjaga persatuan dan kesatuan melalui komunitas digital,” ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.