Tingkat Kesiagaan Bencana Banjir di Indonesia Rendah, Perlu Optimalkan Sistem Peringatan
Dikatakan Ray, temuan ini sepintas menunjukkan banjir adalah bencana yang sudah dianggap rutin sehingga urgensi untuk perlunya pencegahan darurat
Lolita, ibu dua anak yang berdomosili di Jakarta Selatan mengungkapkan dirinya pernah terdampak banjir saat masih berdomisili di daerah jakarta Barat lima tahun silam. Dan karena setiap tahun terdampak banjir dan harus selalu mengungsi akhirnya memutuskan untuk pindah wilayah.
Sebaliknya dengan ibu Puri, warga Jakarta Utara yang mengaku banjir sudah menjadi langganan dia dan seluruh warga kompleks.
Menurut mereka, banjir sudah jadi bagian hidup di Jakarta sehingga tidak perlu harus khawatir kalaupun tahun ini akan banjir lagi. Dalam dua tahun terakhir ini pun Ibu Puri dan kelaurganya tidak mengungsi meskipun rumah mereka terdampak banjir yang lumayan tinggi airnya.
Berdasarkan survey ini Health Collaborative Center (HCC) menegaskan perlu adanya potensi intervensi untuk meningkatkan kesiapsiagaan warga terhadap bencana banjir.
"Perlu sosialisasi dan edukasi tingkatkan skor pengetahuan dan kesiapan tanggap darurat bencana dan tingkatkan pemahaman bahwa meskipun banjir sudah rutin tetap berpotensi risiko berat sehingga mitigasi tetap perlu dan optimalkan sistem peringatan bencana banjir dan daerah dan sarana evakuasi yang tetap harus selalu tersedia," kata Ray.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.