Selasa, 7 Oktober 2025

BKKBN Ungkap Alasan Sejumlah Daerah di Indonesia Belum Miliki Angka TFR yang Ideal

Sejumlah daerah di Indonesia memang telah mencapai target. Namun, masih ada daerah yang angka TFR di atas 2,2.

ISTIMEWA
Bonivasius Prasetya Ichtiarto 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Demi wujudkan Indonesia Emas 2045, Indonesia targetkan pengendalian angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) ada di angka 2,1.

Sejumlah daerah di Indonesia memang telah mencapai target. Namun, masih ada daerah yang angka TFR di atas 2,2.

Deputi Bidang Pengendalian Penduduk, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto, S.Si, M.Eng ungkap penyebab belum semua daerah di Indonesia miliki angka TFR yang ideal.

Pertama masalah letak geografis. Terlebih wilayah di Indonesia sangatlah luas

"Yang jelas masalah geografis terutama, karena wilayahnya yang luas dan sulit," ungkapnya pada awak media usai acara Seminar Nasional ASN Peduli Kependudukan (ASNPK) di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Jatinangor, Selasa (31/10/2023).

Kedua sosialisasi yang masih kurang karena jangkauannya yang sulit.

Ketiga masalah budaya yang dibutuhkan pendekatan terlebih dahulu.

Keempat masih adanya pernikahan usia muda, masa subur pun jadi lebih panjang.

"Misalnya menikah 15 tahun sudah menikah, masa suburnya sampai 45 tahun jadi banyak anak di situ," jelas Boni.

Kelima, masalah kemiskinan.

Masyarakat dengan ekonomi rendah belum mempunyai pemahaman yang mumpuni terkait keluarga berencana.

"Mohon maaf, karena miskin, tidak punya rekreasi. Sehingga rekreasinya lebih ke hubungan seksual, itu tidak dipikirkan bagaimana KB-nya. Sehingga terjadi banyak anak," papar Boni.

Saat ini pihaknya tengah fokus pada daerah dengan TFR yang masih tinggi.

Di antaranya dengan menjaga dan meningkatkan kepesertaan keluarga berencana (KB) di daerah tersebut.

"Kita punya berbagai macam cara, BKKBN punya berbagai program. Ada sekolah siaga kependudukan di level SMP-SMA untuk menyadarkan mereka akan pentingnya merencanakan keluarga hingga kehamilan," papar Boni.

Selain itu BKKBN juga punya program yang dikaitkan dengan perguruan tinggi.

Kemudian ada program Generasi Berencana (Genre).

Program GenRe ini adalah wadah mengembangkan karakter bangsa, ajarkan remaja untuk menjauhi Pernikahan Dini, Seks Pra Nikah dan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved