Sabtu, 4 Oktober 2025

Contoh Khutbah Jumat, 1 September 2023: Mitigasi Bencana dalam Perspektif Islam

Simak contoh teks khutbah Jumat berjudul 'Mitigasi Bencana dalam Perspektif Islam'. Memuat pengingat bagi umat muslim terkait tindakan pemicu bencana.

Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Freepik
ilustrasi khutbah - Contoh teks khutbah Jumat berjudul 'Mitigasi Bencana dalam Perspektif Islam'. Memuat pengingat bagi umat muslim terkait tindakan yang dapat mendatangkan bencana. 

Bahkan, ada pula yang sengaja berbuat kerusakan untuk mendapatkan keuntungan, seperti membakar hutan karena lahannya akan digunakan untuk membangun hunian atau untuk ditanami tanaman jenis lainnya. Perbuatan merusak seperti itu jelas dilarang dalam Islam, karena selain berisiko memunculkan bencana, juga dapat mengganggu produksi makanan dan kualitas udara

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يُعْجِبُكَ قَوْلُهُۥ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَيُشْهِدُ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا فِى قَلْبِهِۦ وَهُوَ أَلَدُّ ٱلْخِصَامِ . وَإِذَا تَوَلَّىٰ سَعَىٰ فِى ٱلْأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ ٱلْحَرْثَ وَٱلنَّسْلَ ۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلْفَسَادَ

"Di antara manusia ada yang pembicaraannya tentang kehidupan dunia membuat engkau (Muhammad) kagum, dan dia bersaksi kepada Allah mengenai isi hatinya, padahal dia adalah penentang yang paling keras. Bila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.” (Q.S. al-Baqarah: 204-205)

Sebab turunnya surah Al-Baqarah ayat 204-205 terkait dengan sikap alAkhnas bin Syariq ats-Tsaqafiy, seorang munafik yang pada saat berada di depan Rasul, ucapannya sangat manis. Ia sampai bersumpah bahwa dirinya beriman dan mencintai Nabi, lalu memberikan pujian setinggi langit hingga Nabi kagum. Namun, ketika pergi dan tidak berada di dekat Rasulullah, waktu melewati tanaman dan keledai milik orang-orang mukmin, dia justru membakar tanaman dan membunuh keledai tersebut.

Secara tidak langsung, ayat ini mengutuk perbuatan pengrusakan terhadap alam, khususnya tanaman dan hewan. Tanaman sangat penting bagi kehidupan manusia karena ia menjadi sumber oksigen untuk bernafas. Tanaman yang termasuk makanan pokok juga merupakan bahan konsumsi utama dalam rangka memenuhi kecukupan karbohidrat. Sementara hewan menjadi sumber protein. Keduanya sama-sama memiliki kedudukan yang penting dalam menopang ketahanan pangan.

Dalam kondisi pasca bencana, ketersediaan pangan juga menjadi hal yang urgen. Sebab, lazimnya, saat terjadi bencana, seluruh harta milik masyarakat akan terkenda dampaknya. Rumah rusak, persediaan makanan habis, kendaraan tidak berfungsi, dan akses transportasi terbatas. Dalam kondisi darurat sebelum datangnya bantuan, boleh jadi masyarakat yang terkena bencana mau tidak mau akan mencari sumber-sumber makanan seadanya dari alam. Karena itu, tindakan merusak alam, selain menghasilkan bencana, juga dapat mengganggu proses pemulihan pasca bencana.

Terlebih lagi bagi ibu yang sedang hamil dan menyusui. Jika tidak tercukupi kebutuhan makanannya, janin yang dikandung atau bayi yang sedang disusuinya akan mengalami kekurangan gizi. Kekurangan gizi saat hamil dapat menyebabkan anemia, melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah, melahirkan bayi yang mengalami cacat bawaan sejak lahir, mengakibatkan anak yang lahir memiliki daya ingat yang rendah, dan bahkan sang ibu berpotensi mengalami keguguran. Pada anak-anak, kekurangan gizi bisa mengakibatkan gangguan tumbuh kembang, berkurangnya tingkat kecerdasan, berat badan tidak ideal, dan stunting (gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi). Padahal, al-Qur’an mengingatkan agar jangan sampai kita  meninggalkan anak keturunan dalam keadaan lemah, baik secara fisik maupun finansial.

Baca juga: Contoh Teks Khutbah Jumat: Etos Kerja dan Keikhlasan dalam Islam

Hadirin yang dirahmati Allah Swt.,

Pencegahan terhadap bencana dapat diawali dengan mengubah sikap dan perilaku manusia. Salah satu sifat manusia yang berbahaya dan berpotensi membawa bencana adalah berlebihan, baik dalam konsumsi, produksi, maupun hal lainnya. Kelebihan barang tentu akan mendatangkan sampah. Semakin banyak barang yang tidak terpakai maupun habis digunakan, sampah yang dihasilkan juga semakin besar. Oleh sebab itu, dalam Surat Asy-Syu'ara ayat 151-152, kita dilarang mengikuti perbuatan orang-orang yang berlebihan, sebab perbuatan mereka itu berpotensi merusak lingkungan dan mendatangkan bencana di kemudian hari.

وَلَا تُطِيعُوٓا۟ أَمْرَ ٱلْمُسْرِفِينَ. ٱلَّذِينَ يُفْسِدُونَ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا يُصْلِحُونَ

“Dan janganlah kamu mengikuti perintah orang-orang yang melewati batas, Yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan.” (Q.S. asy-Syu’ara: 151-152)

Untuk menggerakkan masyarakat agar sadar terhadap bahaya dan dampak buruk bencana, dibutuhkan pula orang yang benar-benar mau berjuang untuk memberi edukasi dan mengingatkan kembali akan pentingnya menjaga lingkungan dari kerusakan dan pentingnya menjauhi perbuatan-perbuatan yang berpotensi merusak alam.

Selain itu, setiap dari kita bisa berkontribusi mencegah terjadinya berbagai bencana alam, baik longsor, banjir, dan bencana lain yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan, yakni dengan menanam pohon. Terlebih lagi, dengan menanam pohon, secara tidak langsung kita memberikan manfaat bagi makhluk lain, baik itu manusia maupun hewan. Ketika manusia dan hewan-hewan memakan buahnya, bijinya, atau mengambil manfaat dari pohon tersebut, kita juga mendapatkan pahala, karena hal itu dinilai sebagai sedekah. Bahkan, ini termasuk sedekah jariyah, sedekah yang terus-menerus memberikan aliran pahala kepada kita selama pohon tersebut belum tumbang.

عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلاَّ كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَلاَ يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ

Dari Jabir bin Abdillah RA, ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak ada seorang muslim yang menanam tanaman, kecuali apa yang dimakan dari tanaman tersebut menjadi sedekah baginya. Sesuatu yang dicuri dari tanaman itu juga menjadi pahala sedekah baginya. Apa yang dimakan hewan buas dari tanaman itu juga menjadi pahala sedekah untuknya. Apa yang diambil oleh orang lain dari pohon itu juga menjadi pahala sedekah baginya.” (H.R. Muslim)

Baca juga: Contoh Teks Khutbah Jumat: Jadikan Amalan Kita Bernilai Ibadah

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved