Ponpes Al Zaytun dan Ajarannya
Pengakuan Lucky Hakim soal Ponpes Al Zaytun: Pernah Terima Peci dan Jas, Sempat Promosi Positif
Berikut ini pengakuan Lucky Hakim terkait Ponpes Al Zaytun, mengaku pernah terima jas dan peci.
"Saya bingung, saya dulu waktu kecil ngaji juga kan, ikut TPQ dan lain-lain, baca Iqro, ngaji."
"Tapi ini baru pertama saya tahu ada hal yang baru (lagu Shalom Alaichem)" ungkap Lucky Hakim.
Ia pun menekankan tidak pernah mengetahui bahwa nyanyian itu berbahasa Yahudi, dan dirinya tidak pernah belajar bahasa tersebut.
Bahkan, Lucky Hakim mengira bahasa tersebut merupakan bahasa Belanda.
Sehingga, ia merasa pernah mendengar kata shalom saja, yang menjadi pembuka nyanyian tersebut.
"Dan kalau sekarang pada nanya 'emangnya enggak tahu itu bahasa Yahudi?' saya emang enggak pernah belajar bahasa Yahudi, beneran."
"Cari bukti di mana saya pernah belajar bahasa Yahudi, saya enggak pernah, jadi saya enggak tahu itu bahasa Yahudi."
"Saya pikir bahasa Belanda, kalau saya tahu bahasa depannya itu, shalom," tegas Lucky Hakim.
Baca juga: Lucky Hakim Ungkap Sejumlah Kejanggalan saat Diundang Panji Gumilang di Ponpes Al Zaytun

Saat diminta untuk berdiri, maka ia pun ikut berdiri karena ingin mengetahui pengajaran apa yang akan diberikan Panji Gumilang.
Meskipun pada saat yang sama, dirinya masih merasa heran dengan apa yang baru saja didengarnya.
"Terus diajarkan untuk bernyanyi, terus semua diminta untuk berdiri ya saya berdiri, karena yang mau mengajarkan saya itu adalah pimpinan Pondok Pesantren terbesar se-Indonesia akan mengajarkan ilmu, ya kita berdiri, walaupun dengan terheran-heran sebenarnya," beber dia.
4. Tak Tahu Soal Saf Berbaur
Lucky Hakim menegaskan dirinya hanya menghadiri acara semacam ceramah yang diadakan Ponpes Al Zaytun.
Dirinya mengaku tidak pernah satu kali pun melakukan ibadah salat di masjid Rahmatan Lil Alamin yang ada di kompleks Ponpes tersebut, baik sendiri maupun berjamaah.
Hal ini ia sampaikan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan terkait 'apakah ia tidak heran dengan saf salat di masjid itu' yang menggabungkan jemaah wanita dan laki-laki.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.