Pimpinan MPR: Perlu Intervensi Kebijakan Pemerintah untuk Cegah Anak-anak dari Ancaman Diabetes
Lestari mengungkapkan, data IDAI mencatat kejadian diabetes melitus (DM) terhadap anak saat ini meningkat dua kali.
Secara keseluruhan, ujar Esti, biaya pelayanan kesehatan terkait DM dan sejumlah penyakit yang dipicunya seperti stroke, jantung dan kanker di Indonesia pada 2019 tercatat lebih dari Rp8 triliun.
Baca juga: Lestari Moerdijat: Manfaatkan Ekonomi Digital untuk Topang Pertumbuhan Perekonomian Nasional
Pemerintah, ujar Esti, sudah melakukan transformasi sistem kesehatan yang salah satunya berupa transformasi layanan primer yang mengedepankan upaya preventif dan promotif, diharapkan masyarakat sebagai salah satu ujung tombak dalam pelaksanaannya.
Ketua Umum IDAI, Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) mengungkapkan data IDAI mencatat penderita DM tipe 2 meningkat sampai 3 persen dan 77% di antaranya adalah anak-anak yang obesitas.
Menurut Piprim, penderita DM tipe 2 di masa lalu adalah orang berusia 40 tahun ke atas. Namun saat ini DM tipe 2 ini sudah diderita oleh anak berusia 6-7 tahun. "Ini harus diwaspadai. Ini indikasi gaya hidup masyarakat kita yang tidak sehat," ujarnya.
Selain karena gaya hidup, tambah dia, konsumsi ultra processed food dengan glycemic index yang tinggi juga merupakan pemicu DM tipe 2. Apalagi, tegas Piprim, rasa manis yang ditimbulkan sangat adiktif.
"Kondisi ini merupakan wake up call bagi kita semua. Karena, satu dari delapan penduduk Indonesia menderita DM dan 80% penderita itu tidak sadar kalau mereka menderita DM," tegas Piprim. Pemerintah, tambahnya, harus hadir untuk mengendalikan makanan yang tidak sehat.
Sementara spesialis Gizi Klinik, Mulianah Daya mengungkapkan, dampak meningkatnya jumlah penderita DM mengurangi angka harapan hidup suatu bangsa sekitar 5-10 tahun dan menjadi beban sosial ekonomi.
Bila ada upaya deteksi dini, ujar Mulianah, kondisi tersebut bisa dicegah. Peran orang tua dan keluarga sangat signifikan untuk membatasi pola asupan anak-anaknya.
Mulianah mengungkapkan berdasarkan rekomendasi WHO batasan konsumsi gula yang disarankan adalah 5-10% dari total asupan energi per orang per hari.
Diakuinya saat ini di Indonesia akses makanan sehat belum terjangkau oleh masyarakat, baik dari sisi literasi maupun dari sisi daya beli. "Konsumen belum sepenuhnya memahami informasi pada label makanan dan harga apel belum terjangkau masyarakat luas," ujarnya.
Program MBG Bisa Cegah Pelajar Jajan Sembarangan dan Konsumsi Makanan Ultra Proses |
![]() |
---|
Lestari Moerdijat: Perlu Langkah Nyata untuk Selamatkan Seni Kentrung Jepara dari Kepunahan |
![]() |
---|
Sering Salah Diagnosis, Kenali Gejala Diabetes Tipe 1 pada Anak Sejak Dini |
![]() |
---|
Diabetes Tipe 1 pada Anak, Penyakit Autoimun yang Sering Terlambat Terdeteksi |
![]() |
---|
Eddy Soeparno Dorong Anak Muda Dukung Kepemimpinan Prabowo dalam Hadapi Krisis Iklim |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.