Sabtu, 4 Oktober 2025

Dugaan Korupsi di BAKTI Kominfo

Johnny G Plate Bantah Dakwaan JPU, Tim Penasihat Hukum akan Ajukan Eksepsi

Hakim Ketua Fahzal Hendri bertanya kepada Penasihat Hukum Johnny terkait pertimbangan eksepsi.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate menjalani sidang dakwaan di Pengadilan Negeri Tipikor, Jakarta, Selasa (27/6/2023). Johnny G Plate didakwa melakukan tindak pidana korupsi penyediaan menara base transceiver station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung 1, 2, 3, 4, dan 5 Bakti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Bakti Kominfo) tahun 2020-2022 yang menyebabkan kerugian negara hingga 8 triliun. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Penasihat Hukum terdakwa Johnny Gerard Plate tidak terima dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam sidang perdana kasus korupsi proyek BTS di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat, Selasa (27/6/2023).

Atas dakwaan tersebut, tim Penasihat Hukum mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) itu mengatakan akan mengajukan nota keberatan atau eksepsi pada sidang selanjutnya.

Hakim Ketua Fahzal Hendri bertanya kepada Penasihat Hukum Johnny terkait pertimbangan eksepsi.

"Apakah saudara Penasihat Hukum akan mengajukan keberatan atau eksepsi terhadap formalitas dari surat dakwaan? Yaitu hanya mencakup Pasal 156 ayat 1 dan Pasal 143 ayat 2 huruf a dan b KUHAP, cuma itu yang eksepsi, kalau masuk ke pokok perkara seperti yang disampaikan oleh saudara Johnny Gerard Plate ini, itu sudah masuk pokok perkara," kata Hakim Ketua Fahzal, setelah JPU selesai membacakan dakwaan.

Baca juga: 12 Dakwaan Lengkap Jaksa ke Johnny G Plate, Terima Uang Rp 4 M dalam Kardus hingga Jatah Bulanan

Sebelumnya, Johnny mengaku memahami isi dakwaan yang dibacakan JPU.

Namun ia membantah melakukan apa yang 'disampaikan JPU' dalam surat dakwaan.

"Saya paham Yang Mulia, tapi saya tidak melakukan," kata Johnny.

Hakim Ketua pun mengingatkan bahwa saat ini yang tengah dibahas adalah eksepsi, bukan pokok perkara.

" jadi saya ingatkan, kalau sudah menyinggung pokok perkara, pasti kami tolak, maka berpikir pikirlah untuk mengajukan keberatan atau eksepsi, eksepsi 156 dan 143, itu saja," tegas Hakim Ketua Fahzal.

Ia menekankan bahwa yang dapat menjadi bahan nota keberatan adalah terkait wewenang Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat dalam mengadili perkara ini.

"Apakah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri kelas I A Khusus Jakarta Pusat berwenang untuk mengadili perkara ini? itu satu," papar Hakim Ketua Fahzal.

Kemudian apakah surat dakwaan yang dibacakan JPU telah memenuhi persyaratan formalitas.

"Yang kedua, apakah surat dakwaan Penuntut Umum itu telah memenuhi persyaratan formalitas, silakan itu hak saudara sebagai Penasihat Hukum akan mengajukan keberatan atau tidak, bagaimana?," tutur Hakim Ketua Fahzal.

Johnny dam tim Penasihat Hukumnya pun sempat berdiskusi sesaat, kemudian salah satu Penasehat Hukumnya mengatakan akan mengajukan eksepsi.

"Setelah berdiskusi, kami tetap akan ajukan eksepsi," tegas tim Penasehat Hukum.

Sebelumnya JPU menyebut Johnny memperoleh fasilitas berupa pembayaran hotel dari Direktur Utama PT Sansaine Exindo, Jemy Sutijawan saat mantan Menkominfo itu dan timnya melakukan dinas ke Barcelona, Spanyol.

Angka yang dibayarkan selama perjalanan dinas ke Barcelona pada 2022 itu, kata JPU, mencapai Rp 450 juta.

"Terdakwa Johnny Gerard Plate sekitar tahun 2022, mendapatkan fasilitas dari Jemy Sutijawan berupa sebagian pembayaran hotel beserta tim selama melakukan perjalanan dinas keluar negeri ke Barcelona sebesar 450 juta rupiah," kata JPU, dalam sidang tersebut.

Dalam sidang tersebut, JPU mendakwa Johnny telah menyebabkan kerugian negara sebesar Rp. 8,032 triliun.

"Merugikan keuangan atau perekonomian negara sebesar Rp 8.032.084.133.795,51," jelas JPU.

JPU juga mengungkap bahwa Johnny telah memperkaya diri sendiri dengan angka yang mencapai Rp 17,8 miliar.

Kekayaan tersebut, kata JPU, diperoleh Plate secara bertahap.

"Terdakwa Johnny G Plate sebesar Rp 17.848.308.000," papar JPU.

Kasus korupsi proyek BTS ini disebut sangat strategis karena merupakan proyek yang menyasar daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal (3T).

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved