Terjun di Dunia Politik, Napitupulu Siap Perjuangkan Toleransi di Subang

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adityarini Napitupulu terjun di dunia politik tercatat sebagai salah seorang Bakal Caleg dari PDI Perjuangan di Pemilihan Legislatif 2024 mendatang.

Adityarini mengungkapkan sebenarnya tidak pernah berniat menjadi wakil rakyat.

"Saya tidak pernah terpikir apalagi berniat nyaleg. Kalau orang menyaleg apa enaknya? Kalau aggota dewan, paling jatuhnya nanti korupsi atau paling cium tangan doang," kata Adityarini disela Kirab Pemuda yang menampilkan budaya lokal di Alun-alun Pagaden, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Jumat (16/6/2023).

Pemilik Hotel Nalendra Plaza Subang ini baru mengubah pandangannya hingga masuk organisasi pergerakan, ketika tahun 2017 saat ulang tahun Maruarar Sirait yang berlangsung di Gedung Mulia Raja.

Baca juga: Survei IPO: PPP Terancam Tak Lolos Parlemen di Pemilu 2024

"Jadi waktu kami bertiga berdiri, Bang Ara, Brando dan saya kebetulan sama lulusan Hubungan Internasional Universitas Parahayangan Bandung. Bang Ara saat itu bilang, Adinda Aditya harus masuk Taruna Merah Putih (TMP)," ujarnya.

"Jadi kalau mau jujur ya, mungkin gara-gara kenal Bang Kiki Sidabutar, maka kenal Bang Ara. Kebetulan ipar Kiki, Henri Hutapea adalah teman SMA. Ketika ke Singapura dan Malaysia saya menemani," ujarnya.

Ninin begitu akrab disapa, mengisahkan kalau nyaleg juga tidak mendaftarkan diri.

Menurutnya saat Rapat Tiga Pilar dirinya ditunjuk langsung menjadi caleg di Subang, Jawa Barat.

"Jadi waktu ditunjuk saja, saat ditanya berapa target, saya hanya sebut 6.000 suara," ujarnya.

Adityarini mengaku baru empat tahun tinggal di Subang.

Tapi dirinya melihat potensi anak muda di Subang besar kalau mau maju.

Baca juga: VIDEO Respon Perludem Terkait MK Putuskan Pemilu 2024 Tetap Gunakan Sistem Proposional Terbuka

"Kenapa anak muda pada hijrah ke Bandung dan Jakarta. Kalau bisa dicapai prestasi di tempat lain harusnya bisa juga dicapai di Subang," katanya.

Keinginan maju, semakin termotivasi karena dulu sempat mengalami kendala mengurus perizinan hotel yang sempat tertunda dua tahun sebelum keluar pada 2019.

"Saat urus 2017, tertunda 2 tahun, karena perizinan terhambat karena sesuatu hal. Akhirnya setelah perjalanan panjang izin didapatkan dengan besaran biaya resmi masuk kas negara," bebernya.

Menurutnya sejauh ini, tujuannya nyaleg adalah menentang anti toleransi.