Selasa, 7 Oktober 2025

Pemerintah Kota Sawahlunto Terima Penghargaan KTR dari Kemenkes: Ini Komitmen Kami Tekan Perokok

Pemerintah Daerah Kota Sawahlunto dapatkan penghargaan dari Kementerian Kesehatan terkait upaya menerapkan kawasan tanpa rokok (KTR) kategori Pastika

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Wahyu Aji
Tribunnews.com/Aisyah Nursyamsi
Wali kota Sawahlunto, Deri Asta acara Puncak Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2023 'Kita Butuh Makanan Bukan Rokok' di Kementerian Kesehatan, Kamis (8/6/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Daerah Kota Sawahlunto dapatkan penghargaan dari Kementerian Kesehatan terkait upaya menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) kategori Pastika Awya Pariwara.

Penghargaan ini berbarengan dengan acara Puncak Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2023 'Kita Butuh Makanan Bukan Rokok' di Kementerian Kesehatan, Kamis (8/6/2023).

Wali kota Sawahlunto, Deri Asta ungkap jika penghargaan ini menunjukkan bentuk komitmen pemerintah Sawahlunto untuk menurunkan prevalensi pengguna rokok.

"Ini menunjukkan komitmen kami, bagaimana menurunkan prevalensi pengguna rokok yang ada di kota Sawahlunto," ungkapnya saat diwawancarai Tribunnews di Jakarta, Kamis (8/6/2023).

Komitmen ini bahkan sudah ditunjukkan dengan peraturan daerah kawasan tanpa rokok (KTR) yang sudah ada pada 2014.

"Kemudian di 2019, kita tingkatkan di Sawahlunto tidak ada lagi iklan rokok. Dan itu memang keputusan berat dan kontroversial," kata Deri.

Bukan tanpa alasan kenapa keputusan ini terhitung cukup berat dan kontroversi.

Deri mengungkapkan jika iklan merokok termasuk penyumbang pendapat asli daerah (PAD) yang cukup besar.

Selain itu, sebagai kota pariwisata, Sawahlunto banyak mengadakan acara dan biasanya paling banyak dibiayai oleh rokok.

Keputusan ini pun sempat jadi perdebatan dan pertanyaan dari berbagai kalangan, apakah sudah menjadi langkah yang tepat.

"Kami menyampaikan ini keputusan yang tepat. Kita tidak berbicara pendapatan di sini, kita bicara yang lain. Bagaimana meningkatkan derajat kesehatan masyarakat," tegasnya.

Lebih lanjut, Deri ungkap jika penerapan regulasi ini pun turut menghadapi berbagai tantangan.

Di antaranya seperti terjadi penurunan pendapatan.

"Kemudian even-even yang dulunya dibiayakan oleh perusahaan rokok, sekarang tidak boleh lagi. Sekarang Sawahlunto sudah satu visi dan semangat bahwa kesehatan jauh lebih penting," kata Deri lagi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved