Minggu, 5 Oktober 2025

Pilpres 2024

Arsul Sani: Nasaruddin Umar dan Sejumlah Tokoh Dimungkinkan Didorong PPP Jadi Cawapres Ganjar

Elite PPP Arsul Sani buka suara soal sejumlah nama yang berpotensi masuk dalam bursa calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilu 2024.

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ rizki sandi saputra
Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani saat ditemui awak media di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/5/2023). Arsul Sani mengatakan sejumlah nama yang berpotensi masuk dalam bursa calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilu 2024. 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani buka suara soal sejumlah nama yang berpotensi masuk dalam bursa calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilu 2024.

Arsul menyatakan, pihaknya membuka beberapa kemungkinan terhadap nama-nama yang berkembang, termasuk nama Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Bahkan kata Arsul, nama Erick Thohir juga menjadi satu sosok yang disuarakan di internal PPP.

"Tapi bahwa pak ET (Erick Thohir) disuarakan oleh berbagai elemen struktural PPP itu iya. Makanya kita suarakan," ucap Arsul saat ditemui awak media di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/5/2023).

Atas hal itu, PPP kata Arsul, akan membuka seluruh kemungkinan dan menyuarakan beberapa nama jika memang sosok tersebut dinilai diterima publik.

Baca juga: Elite PPP Romahurmuziy Benarkan Nama Imam Besar Masjid Istiqlal Masuk Dalam Bursa Cawapres Ganjar

Termasuk, nama Nasaruddin Umar yang belakangan namanya santer sosok yang cocok jadi cawapres.

"Makanya yang punya acceptibilitas tinggi ya sudah kita suarakan saja, ada nama baru prof Nasaruddin ya sudah kita buka kemungkinan itu," ucap dia.

Meski demikian, Arsul menyebut tidak tertutup kemungkinan terhadap beberapa nama lain, termasuk dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).

Adapun beberapa nama yang disebut Arsul Sani, di antaranya Yaqut Cholil Qoumas (Menteri Agama) serta Mahfud MD.

Baca juga: PDIP Soal Nama Imam Besar Istiqlal jadi Cawapres Ganjar Pranowo: Sosok yang Dibutuhkan Negara

Terpenting kata dia, sejumlah sosok tersebut nantinya digodok dan diputuskan Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP) yang telah menjalin kerja sama dengan PPP yang mendukung Ganjar Pranowo sebagai Capres.

"Yang jelaskan sebetulnya kalau misalkan masih berasumsi benar bu Mega seperti itu artinya punya niat memasangkan sosok berlatar NU itu paling tidak kita lihat dari sejarah saja, sejak masa reformasi ketika beliau dengan gus dur, ketika beliau dengan pak Hamzah Haz , kemudian pencapresan 2024 dengan Hasim," tukas dia.

Untuk diketahui, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sedang mencari sosok yang cocok mendampingi bacapres dari partainya, Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 mendatang.

Satu di antara nama yang santer disebut-sebut bakal menjadi bacawapres Ganjar, yakni Nasaruddin Umar.

Baca juga: PDIP Ungkap Tiga Syarat Jadi Cawapres Ganjar Pranowo

Wakil Presiden RI Ke-10 dan Ke-12 Jusuf Kalla merespons isu PDI Perjuangan akan menduetkan Ganjar Pranowo dengan tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Nasaruddin Umar.

Pria yang kerap disapa JK itu mengatakan, hal yang wajar jika PDIP menduetkan Ganjar dengan imam masjid Istiqlal itu.

Sebab, kata JK, indikasi menghadirkan perbedaan presiden dengan wakilnya.

"Selalu ada indikasi antara presiden, wakil presiden ini berbeda. Berbeda supaya, kalau bisnis pasarnya lebih luas. Jadi bukan hanya NU," kata JK, di kediamannya, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (15/5/2023).

Ia menuturkan, perbedaan itu juga terjadi di era JK menjadi wakil dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Dulu saya dan Pak SBY, satu Jawa, dan luar Jawa," ungkapnya.

Lebih lanjut, menurutnya, PDIP menginginkan wakil dari Ganjar Pranowo adalah sosok yang mempunyai ciri keagamaan.

"Dan pilihan seperti Pak Nasaruddin Umar itu juga suatu, karena sebagai partai nasional tentu ingin wakilnya dari yang mempunyai ciri keagamaan. Selalu begitu," kata JK.

"Dan mudah-mudahan itu tetap terjadi. Dan itu untuk menambah dan memperluas ya," ucapnya.

Meski demikian, JK menegaskan, soal siapa yang akan mendampingi Ganjar Pranowo tetap menjadi wewenang PDIP.

"Tapi itu urusan PDIP. Saya tidak ikut campur sama sekali. Saya tidak mencampuri urusan partai lain," tegas politisi senior Partai Golkar itu.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved