Hukum Melaksanakan Puasa Syawal 6 Hari setelah Ramadhan, Ini Tata Cara dan Niatnya
Inilah hukum melaksanakan puasa Syawal 6 hari setelah Ramadhan, beserta tata cara mengerjakan dan bacaan niat pada malam dan siang hari.
Artinya, “Salah satu puasa tahunan adalah (puasa enam hari di bulan Syawal) sekalipun orang itu tidak mengetahuinya, menapikannya, atau melakukan puasa nadzar, puasa sunah lainnya, puasa qadha Ramadhan atau lainnya (di bulan Syawal). Tetapi, kalau ia melakukan puasa Ramadhan di bulan Syawal dan ia sengaja menunda enam hari puasa hingga Syawal berlalu, maka ia tidak mendapat keutamaan sunah Syawal sehingga ia berpuasa sunah Syawal pada Dzul Qa‘dah,” (Lihat Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani, Qutul Habibil Gharib, Tausyih alâ Ibni Qasim, Darul Fikr, Beirut, 1996 M/1417 H, Halaman 117).
Baca juga: Bacaan Niat Puasa Syawal Beserta Keutamaan Menjalankannya
Tata Cara Puasa Syawal 6 hari
Pelaksanaan puasa Syawal dilakukan dengan sejumlah tata cara, yakni:
1. Niat puasa syawal 6 hari
Sebagaimana yang sudah disebutkan dalam hadis, puasa syawal dilakukan selama enam hari.
Berikut adalah lafal niat puasa Syawal yang dibaca pada malam hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya:
“Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”
Tidak seperti puasa Ramadhan, niat puasa Syawal bisa dilakukan pada siang hari selama belum makan atau minum.
Berikut niat puasa Syawal yang dibaca siang hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya:
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.