Hari Raya Nyepi
Fungsi Ogoh-ogoh dalam Perayaan Hari Raya Nyepi, Representasi Bhuta Kala yang Dibakar setelah Pawai
Fungsi ogoh-ogoh di Hari Raya Nyepi yang menjadi representasi Bhuta Kala yang dibakar setelah pawai. Ogoh-ogoh identik berwujud raksasa yang seram.
Berikut ini urutannya, yang dirangkum dari Kemenparekraf.
1. Upacara Melasti
Upacara Melasti mengawali perayaan Nyepi di Bali.
Upacara ini bertujuan untuk menyucikan diri sebelum melaksanakan Nyepi.
Biasanya, upacara Melasti dilakukan di pura yang berada di dekat laut.
Proses ini berlangsung tiga atau empat hari sebelum ritual Nyepi diadakan.
2. Tawur Kesanga
Setelah upacara Melasti, umat Hindu di Bali melakukan Tawur Kesanga atau Mecaru.
Tradisi ini biasanya dilaksanakan H-1 sebelum perayaan Nyepi.
Tawur Kesanga identik dengan pawai festival ogoh-ogoh.
Bagi masyarakat Hindu Bali, ogoh-ogoh merupakan penggambaran dari sifat buruk dan jahat manusia.
Pada akhir Tawur Kesanga, ogoh-ogoh akan dibakar sebagai simbol pembersihan sifat jahat manusia yang dilenyapkan dalam ritual Nyepi.

Baca juga: Hari Raya Nyepi 2023 Tahun Baru Saka 1945, Ini Sejarah dan Maknanya
3. Upacara Ngembak Geni
Kemudian, perayaan Nyepi di Bali dilanjutkan dengan Ngembak Geni.
Biasanya, pada ritual ini masyarakat Bali akan saling berkunjung ke sanak saudara atau melakukan Dharma Shanti.
Penutup rangkaian nyepi ini menjadi pertanda untuk memulai lembaran baru dengan hati yang bersih.
Para pemuda juga akan melakukan omed-omedan usai tradisi Ngembak Geni.
Festival ini dilakukan untuk mempererat keakraban antar umat Hindu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Hari Raya Nyepi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.