Kamis, 2 Oktober 2025

Kepergiannya Menyisakan Duka, Ini Sosok Lily Yulianti Farid yang Meninggal di Australia karena Sakit

Lily Yulianti Farid meninggal dunia saat tengah dirawat di Rumah Sakit Peter MacCallum Cancer Centre di Melbourne, Australia.

Penulis: Dewi Agustina
Sumber: Facebook Farid Ma'ruf Ibrahim
Kabar meninggalnya Lily Yulianti Farid disampaikan oleh sang suami, Farid Ma'ruf Ibrahim dalam postingannya di sosial media Facebook. 

Setelah lulus, ia menjadi wartawan pada Harian Kompas (1996 - 2000).

Lily Yulianti Farid, MA., Ph.D, seorang penulis asal Sulawesi Selatan meninggal dunia di Melbourne Australia pukul 22.00 Wita, Kamis (9/3/2023).
Lily Yulianti Farid, MA., Ph.D, seorang penulis asal Sulawesi Selatan meninggal dunia di Melbourne Australia pukul 22.00 Wita, Kamis (9/3/2023). (Sumber Facebook: Lily Yulianti Farid)

Pada tahun 2001 hingga 2004, Lily mengambil gelar master pada studi "Gender and Development" (Jender dan Pembangunan).

Pada tahun 2010 ia mendaftar untuk program Doktor pada bidang "Gender and Media" pada universitas yang sama dan direncanakan lulus pada tahun 2014.

Selama masa studinya di Melbourne, ia melanjutkan menulis jurnalistik dengan bekerja sebagai produser Radio Australia, Melbourne (2001-2004).

Ia juga bekerja sebagai spesialis program radio/produser pada Radio Jepang NHK World, Tokyo (2004 - 2008).

Selama periode tersebut, pada 2006 ia menjadi kolumnis untuk "Nytid News Magazine", Norway, dan masih berhubungan dengan majalah tersebut hingga saat ini.

Ia memulai kariernya sebagai penulis dan jurnalis, dan terlibat pada beberapa proyek independen, seperti "Panyingkul!" (www.panyingkul.dom) yang didirikan pada 1 July 2006, suatu media online yang memperkenalkan konsep "citizen journalism", yang berbasis di Makassar.

Ia mencurahkan sebagian waktunya mengelola media independen ini, selain menulis artikel untuk media di dalam dan luar negeri.

Buku kumpulan cerpen pertamanya, Makkunrai, terbit bulan Maret 2008 (Nala Cipta Litera) yang kemudian menginspirasinya menggelar pendidikan kesadaran jender, korupsi, poligami, dan politik dari perspektif perempuan, melalui karya sastra dan pertunjukan monolog yang diberi nama "Makkunrai Project", yang digagas bersama penulis dan pemonolog, Luna Vidya.

Pada bulan September 2008, Maiasaura, buku kumpulan cerita yang kedua diterbitkan oleh Panyingkul!, berdasarkan kumpulan jurnal, berita, dan dokumen dari organisasi wanita non-pemerintah, laporan-laporan organisasi hak asasi manusia dan berbagai media lainnya.

Kemudian Lily menulis kumpulan cerita pendek berjudul "Ruang Keluarga", yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris "Family Room", bersama dengan Makkunrai dan Maiasaura oleh Yayasan Lontar sebagai bagian dari Seri "Modern Library of Indonesia."

Cerita pendeknya, Dapur ("The Kitchen"), dipublikasikan pada edisi Januari 2009 oleh jurnal "Words without Borders" yang berbasis di Chicago.

Pada tahun 2009, ia menjadi pembicara utama panel dengan topik "Global Journalism and Organizing" pada Konperensi tahun 2009 "Women, Action & The Media" di Cambridge.

Pada tahun 2010, ia mendirikan rumah budaya "Rumata Artspace" sebagai proyek bersama dengan sutradara film Riri Riza. "Rumata", yang berarti rumah kita dalam bahasa Bugis-Makassar, bertujuan sebagai forum independen untuk perkembangan seni dan budaya di Makassar dan kebangkitan tradisi sastra Sulawesi Selatan.

Ia juga diakui sebagai penggagas dan sutradara "Makassar International Writers Festival" (MIWF) atau Festival Penulis Internasional Makassar pada pertengahan Juni tahun 2011.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved