Sabtu, 4 Oktober 2025

Bursa Capres

Momen Megawati Bertemu Ganjar di Semarang, Disambut di Bandara hingga Duduk Bersebelahan Tanpa Sekat

Didampingi sang istri, Siti Atikoh, Ganjar Pranowo yang mengenakan jas berwarna hitam itu menyambut Megawati di Lanumad Ahmad Yani Semarang.

Istimewa
Presiden ke-5 Republik Indonesia yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri melakukan kunjungan ke Kota Semarang, Senin (30/1/2023). Kedatangannya disambut langsung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berserta sejumlah kepala daerah di Jawa Tengah. 

“Inilah manifestasi spirit Marhaenisme dan Sarinah di era modern,” ucap Ganjar.

Gubernur Jateng dua periode itu lantas mengutip pemikiran Bung Karno dalam buku Sarinah, yakni ‘Yang mula-mula induknya kultur, dialah pembangun kultur yang pertama. Dia dan bukan laki-laki. Dialah pembentuk pembangun peradaban manusia yang pertama’.

Dari situ, Ganjar teringat pada sosok Kunti dalam epos Mahabharata. Digambarkan, Kunti sebagai perempuan tidak asal 'nerimo ing pandum', tapi juga sosok yang ‘nggetih’ berjuang untuk rakyatnya sekaligus guru yang membangun kultur serta adab bagi anak-anaknya.

“Kehebatan Kunti menitis pada para kepala daerah perempuan. Mereka bukan saja mampu menjadi pesaing serius dalam hal prestasi, beberapa di antaranya malah lebih berani dan progresif daripada kepala daerah laki-laki,” tuturnya.

Ketua PP Kagama itu mencontohkan progresifitas Bupati Grobogan. Ia mengajukan pinjaman Rp115 miliar untuk percepatan pembangunan 19 kecamatan di Grobogan. Terobosan brilian ini mengatasi APBD Grobogan yang sangat kecil untuk biaya pembangunan.

Ada juga Sri Mulyani, Bupati Klaten yang menggandeng Badan Tenaga Nuklir Nasional untuk mengembangkan Padi Rojolele. Hingga melahirkan varietas Rojolele Srinar dan Rojolele Srinuk yang punya usia tanam lebih pendek dan tahan hama. Harganya pun lebih tinggi.

“Hebatnya kader-kader perempuan PDI Perjuangan ini bukan hasil sulapan. Mereka kader beneran, berjuang dari bawah, bukan hasil comotan dari kiri kanan. Kita meraihnya dengan perjuangan sangat panjang,” tegas Ganjar disambut riuh tepukan tangan para hadirin.

Capaian ini, lanjut Ganjar, tak lepas dari perjuangan Megawati mengawal lahirnya Undang-undang Penghapusan Kekerasan Rumah Tangga, Undang-undang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri, hingga Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

“Semua undang-undang itu lahir dalam rangka untuk menjaga harkat dan martabat perempuan. Termasuk pemantapan kaderisasi lewat program khusus pendidikan bagi kader perempuan. Waktu itu, kebetulan saya dapat tugas jadi pemateri dalam kursus kader perempuan di Ciawi Bogor,” katanya.

Adapun di Kota Semarang saat ini, kata Ganjar, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Ganjar menegaskan, siap menghasilkan kolaborasi solutif dengan Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota Semarang.

“Mbak Ita, saya mendorong terus untuk mengoptimalkan seluruh potensi Kota Semarang. Mulai perdagangan, industri, transportasi, pendidikan, wisata hingga persoalan infrastruktur,” ujarnya.

Soal rencana pembangunan Simpang Lima Underground dan reaktivasi jalur trem, Ganjar menilai dua hal itu bakal mengungkit Kota Semarang semakin maju.

“Titip juga Mbak Ita, potensi anak muda. Mereka yang bergerak di dunia teknologi, E-Sport, UMKM, seni budaya sampai olahraga. Dengan fasilitas yang tepat, Semarang pasti akan lebih hidup kotanya,” ucapnya.

Terinspirasi dari pertunjukan sendratari di Candi Prambanan, Ganjar yakin hal serupa bisa dilakukan di Kota Lama. Misalnya dengan pertunjukan soal Riwayat Gula. Atau mengemas ulang pertunjukan wayang orang Ngesti Pandawa agar lebih menarik bagi wisatawan.

Termasuk juga persoalan rob dan banjir yang masih terjadi di Ibu Kota Jawa Tengah ini. Ganjar mengajak Walkot Semarang yang baru untuk mengawasi beberapa pekerjaan besar seperti Jalan Tol Semarang-Demak yang sekaligus jadi tanggul laut.

“Termasuk rencana pembangunan kolam retensi di Terboyo yang kita harapkan mampu mengendalikan rob dan banjir di Kota Semarang,” ujarnya.

Ganjar juga mengatakan hal paling penting yang selalu ditekankan Megawati, yakni untuk menjaga amanat dan selalu turun menemani rakyat.

“Kita para kepala daerah untuk selalu menjaga amanat rakyat, agar kita tak pernah lelah turun menemani masyarakat, duduk dan nglesot bersama rakyat, karena jabatan cuma mandat,” tandasnya.

Hevearita G Rahayu atau yang akrab disapa Mbak Ita, dilantik sebagai Wali Kota Semarang sisa masa jabatan 2021-2026. Mbak Ita menggantikan Hendrar Prihadi yang kini menjabat Kepala LKPP RI. (Tribunnews.com/TribunJateng.com)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved