Strategi Gus Halim Percepat Pembangunan Desa Perbatasan, Inisiasi Kolaborasi Lintas Negara
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal menginisiasi kolaborasi antarnegara untuk mempercepat pembangunan desa di kawasan perbatasan.
Penulis:
Hasanudin Aco
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar (Gus Halim) menginisiasi kolaborasi antarnegara untuk mempercepat pembangunan desa di kawasan perbatasan.
Langkah ini untuk memastikan konektivitas ekonomi dan kerukunan antarwarga sehingga tidak terjadi benturan budaya.
"Titik ini sekaligus menjadi menjadi jalan kolaborasi pembangunan 74.691 desa seluruh Indonesia dengan 74 ribu lebih desa di Thailand, 11 ribu lebih desa di Vietnam, ratusan desa di Malaysia, serta desa-desa lain di kawasan regional kita," ujar Gus Halim di sela-sela pembukaan International Conference on Sustainable Rural Development in Border Areas, di Hotel Aston, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Jumat (13/1/2023) pagi.
Gus Halim menuturkan jika Indonesia berbatasan langsung dengan tiga negara, Malaysia, Papua Nugini, dan Timor Leste. Sementara lingkup ASEAN, memiliki titik hubung dengan lima negara.
Baca juga: Bupati Meranti Akui Daerahnya Tertinggal dan Tergolong Miskin, Sebab Alasan Protes ke Kemenkeu
Kondisi geografis tersebut menuntut adanya kolaborasi sehingga pembangunan desa di kawasan perbatasan bisa lebih akseleratif.
Kolaborasi pembangunan desa-desa lintas negara memang harus dilakukan baik untuk memperkuat konektivitas ekonomi, hingga asimilasi budaya dengan tetap berpijak kedaulatan negara masing-masing," ujarnya.
Gus Halim mengatakan ada 1.899 desa di Indonesia yang berada di kawasan perbatasan.
Dalam sehari-hari desa-desa tersebut saling berinteraksi baik di bidang ekonomi, sosial, hingga budaya dengan desa-desa dari negara lain.
"Jika ada kolaborasi antarnegara yang terlembagakan maka interaksi antardesa di perbatasan meskipun berbeda kedaulatan tersebut bisa kita dorong lebih cepat sehingga tercipta hubungan yang saling menguntungkan," katanya.
Mantan Ketua DPRD Jawa Timur ini mengungkapkan bentuk kolaborasi antarnegara tersebut bisa dilakukan dalam banyak hal.
Seperti membentuk forum bersama dalam memecahkan masalah bersama, mengadakan project bersama, hingga saling berbagi praktik baik antardesa di perbatasan.
"Tentu bentuk kerja sama tersebut tetap menghormati kedaulatan masing-masing," katanya.
Gus Halim mengungkapkan Indonesia saat ini mempunyai praktik baik dalam bentuk model pembangunan desa berkelanjutan berbasis SDGs Desa.
Dengan konsep tersebut Indonesia mampu berkontribusi 84 persen bagai pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca juga: Kemenparekraf Tingkatkan Pemahaman Sadar Wisata kepada Pelaku Pariwisata di Pedesaan
Hal itu karena penggunaan data mikro seperti individu, keluarga, rukun tetangga, dan lingkungan desa, tidak melewatkan satu pun lepas dari aktivitas pembangunan.
Bripka Andri Sisihkan Tunjangan untuk Beli Buku, Bantu Anak Liliba Semangat Belajar |
![]() |
---|
Pemilik Kos Ungkap Kronologi Temuan Jasad Irnakulata: Tertutup Selimut, Teman Menangis |
![]() |
---|
Sebelum Ditemukan Tewas di Indekos Ciracas, Mahasiswi Asal NTT Sempat Bertengkar dengan Kekasih |
![]() |
---|
Mahasiswi Asal NTT Ditemukan Tewas di Indekos Ciracas Jaktim, Polisi Tangkap Seorang Remaja |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Kupang, Minggu 14 September 2025: Cerah Berawan Pagi Hari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.