Radikalisme dan Terorisme Tidak Mutlak Berbasis Agama
Berbagai kekacauan yang terjadi akibat radikalisme-terorisme, jangan selalu dikaitkan dengan agama, khususnya Islam.
“Sangat mungkin negara-negara di dunia yang sedang fokus pada kontestasi politik global, sehingga abaikan dorongan baru untuk menghidupkan kembali akar-akar radikalisme-terorisme. Itulah yang harus diwaspadai,” papar Sekjen Partai Gelora Indonesia itu.
Menurut Mahfudz, tingkat pendidikan dan radikalisasi paling terlihat pengaruhnya pada masyarakat ekonomi tingkat bawah. Hal ini dilatari oleh kelaparan yang dirasakan, yang kemudian diluapkan dengan kemarahan berbasis SARA, tanpa pemahaman yang utuh.
Baca juga: Santri Menjadi Pilar Utama Pencegahan Virus Radikalisme dan Terorisme
Direktur Eksekutif Moya Institute Hery Sucipto dalam kesempatan yang sama menyebutkan, ancaman radikalisme-terorisme tidak akan pernah hilang seiring dinamika politik global. Fakta-fakta kemunculan radikalisme-terorisme tetap harus menjadi perhatian publik dan pemerintah.