Polisi Tembak Polisi
Kronologi Lengkap di Magelang 2-7 Juli 2022 Versi Kuasa Hukum, Putri Telepon Sambo Sambil Berbisik
Berikut ini kronologi lengkap insiden di Magelang menurut kuasa hukum Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Kemudian, Brigadir J menutup pintu kayu putih dan memaksa Putri Candrawathi berdiri untuk menghalangi orang yang akan naik ke lantai dua.

Namun, Putri Candrawathi menahan tubuhnya hingga ia dibanting Brigadir J ke kasur.
Brigadir J lalu memaksa Putri Candrawathi berdiri dan mengancam, "Awas kalau kamu bilang sama Ferdy Sambo, saya tembak kamu, Ferdy Sambo, dan anak-anak kamu!"
Lantaran Putri Candrawathi tidak berdaya dan tak mampu berdiri, Brigadir J kembali membanting istri Ferdy Sambo itu.
Putri Candrawathi kemudian memaksakan diri untuk berdiri dan keluar kamar.
Ia lalu sengaja menyenggol keranjang baju yang terbuat dari plastik dan menendang-nendang kakinya ke pintu kasa dengan harapan ada seseorang yang mendengarnya.
Namun, tak ada orang yang menghampirinya.
Kuat Maruf yang saat itu tengah merokok di teras depan jendela rumah, tidak sengaja melihat Brigadir J turun mengendap-endap.
Sikap Brigadir J itu dinilai Kuat Maruf tak wajar karena ajudan tidak diperkenankan naik ke lantai dua sembarangan atau tanpa izin.
Karena merasa curiga, Kuat Maruf hendak menghampiri Brigadir J, namun almarhum berlari seolah-olah menghindar.
Sambil mengejar Brigadir J, Kuat Maruf menyuruh Susi untuk memeriksa kondisi Putri Candrawathi.
Susi menemukan Putri Candrawathi sudah terlentang di depan kamar mandi dalam kondisi hampir pingsan.
Setelahnya, Kuat Maruf berjaga-jaga di lantai satu untuk mencegah jika Brigadir J kembali naik ke lantai dua.
Sekitar pukul 19.30 WIB, Bharada E dan Bripka RR kembali ke Rumah Magelang setelah sebelumnya dihubungi Putri Candrawathi untuk segera pulang.
Tiba di rumah Magelang, Bharada E dan Bripka RR mendapati Putri Candrawathi sedang menangis di kamarnya.
Mereka sempat bertanya, namun Putri Candrawathi tak memberikan penjelasan apapun.
Putri Candrawathi kemudian meminta Bripka RR memanggil Kuat Maruf dan menenangkan agar tidak terjadi keributan dengan Brigadir J.
Kuat Maruf lantas menyarankan agar Putri Candrawathi melaporkan kejadian di Magelang pada Ferdy Sambo.
"Ibu harus lapor Bapak, supaya tidak jadi duri dalam rumah tangga Ibu," katanya.
Putri Candrawathi lalu menyuruh Bripka RR memanggil Brigadir J.
Saat turun ke lantai satu dan memanggil Brigadir J, Bripka RR menanyakan sebenarnya apa yang telah terjadi.
Tetapi, Brigadir J mengaku tidak tahu mengapa Kuat Maruf marah padanya.
"Gak tau Bang kenapa Kuat marah sama saya," ujar Brigadir J.
Bripka RR membawa Brigadir J ke kamar Putri Candrawathi dan menunggu di dekat pintu kasa agar tidak terjadi keributan.
Putri Candrawathi mengatakan pada Brigadir J, "Saya mengampuni perbuatanmu yang keji terhadap saya, tapi saya minta kamu untuk resign."
Kemudian, Brigadir J keluar dari kamar Putri Candrawathi sambil menangis, lalu turun bersama Bripka RR.
Sekitar tengah malam, Putri Candrawathi menelepon Ferdy Sambo sambil berbisik-bisik.
Sambil menangis dan ketakutan, ia bercerita dirinya ingin segera kembali ke Jakarta karena Brigadir J telah bersikap kurang ajar.
Meski Ferdy Sambo mendesak, Putri Candrawathi tidak menceritakan secara detail.
Ia menyampaikan, sebaiknya insiden di Magelang diceritakan saat dirinya sudah tiba di Jakarta.
Putri Candrawathi khawatir pada keselamatan dirinya dan tidak ingin ada kejadian buruk terjadi pada anggota keluarganya yang lain.
Ia juga meminta pada Ferdy Sambo untuk tidak usah kembali ke Magelang.
Tak hanya itu, Putri Candrawathi juga meminta agar tidak menghubungi ajudan karena tak ingin ada keributan.
Pasalnya, mengingat postur tubuh Brigadir J yang paling besar di antara ajudan lainnya, juga karena almarhum memiliki senjata.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)