Polisi Tembak Polisi
Kronologi Lengkap di Magelang 2-7 Juli 2022 Versi Kuasa Hukum, Putri Telepon Sambo Sambil Berbisik
Berikut ini kronologi lengkap insiden di Magelang menurut kuasa hukum Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
TRIBUNNEWS.COM - Sidang perdana kasus pembunuhan Brigadir Joshua Hutabarat (Brigadir J) digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Senin (17/10/2022).
Agenda sidang perdana ini adalah pembacaan eksepsi atau nota keberatan dari terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Dalam eksepsi keduanya, sama-sama tercantum kronologi lengkap kejadian di Magelang, Jawa Tengah, sejak 2-7 Juli 2022.
Kronologi yang ditulis mencantumkan detail perjalanan rombongan Putri Candrawathi menuju Magelang, hingga Brigadir J diduga melakukan pelecehan seksual terhadap istri atasannya itu.
Berikut ini kronologi lengkap di Magelang menurut kuasa hukum Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, sesuai yang tercantum dalam eksepsi:
Sabtu, 2 Juli 2022
Baca juga: Brigadir J Menangis saat Keluar dari Kamar Putri, Istri Sambo: Saya Ampuni Perbuatanmu yang Keji
Putri Candrawathi bersama Bharada Richard Eliezer (Bharada E), Brigadir J, dan ART Susi berangkat menuju Magelang, Jawa Tengah, setelah makan siang, menggunakan mobil Lexus hitam bernomor polisi B 1 MAH.
Mereka berangkat ke Magelang untuk mengantarkan anak ketiga Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi kembali ke sekolahnya, SMA Taruna Nusantara.
Tiba di Magelang, Putri Candrawathi bersama Susi dan para ajudan, menginap di rumah pribadi yang terletak di Cempaka Residence Blok C3, Mertoyudan.
Minggu, 3 Juli 2022

Pada Minggu dini hari, Ferdy Sambo tiba di rumah Magelang bersama ajudan Daden untuk bertemu dengan Putri Candrawathi.
Sekitar pukul 12.00 WIB, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi ditemani Susi, mengantarkan anak ketiga mereka ke SMA Taruna Nusantara mengendarai Lexus bernopol B 1 MAH yang dikendarai Brigadir J.
Selesai mengantar, Ferdy Sambo ditemani ajudan Daden berangkat ke Semarang mengendarai Alphard untuk menghadiri HUT Bhayangkara di Akademi Kepolisian di Semarang.
Sementara itu, Putri Candrawathi bersama Susi dan Brigadir J kembali ke rumah Magelang.
Senin, 4 Juli 2022
Baca juga: ISI LENGKAP Eksepsi Ferdy Sambo, Sebut Dakwaan JPU Menyimpang dari Hasil Penyidikan
Senin malam, bertempat di rumah Magelang lantai satu, Putri Candrawathi merasa pusing dan tidak enak badan.
Tiba-tiba Brigadir J berniat membopong Putri Candrawathi yang sedang tiduran di sofa sambil menonton televisi, ke kamar di lantai dua.
Namun, niat Brigadir J itu ditolak Putri Candrawathi.
Kuat Maruf yang melihat Brigadir J bermaksud membopong Putri Candrawathi, menegur dengan berkata, "Kamu siapa?!"
Brigadir J kemudian keluar menghampiri Bharada E setelah ditegur Kuat Maruf.
Almarhum lalu mengajak Bharada E untuk membopong Putri Candrawathi, namun lagi-lagi niatnya itu ditolak oleh istri Ferdy Sambo.
Kuat Maruf kembali menegur Brigadir J, "Gak ada yang angkat-angkat ibu."
Selasa, 5 Juli 2022

Sekitar pukul 18.00 WIB, Putri Candrawathi, Bharada E, Brigadir J, dan Susi pergi ke Mall Ambarukmo Plaza.
Di sana, rombongan Putri bertemu anaknya dan Bripka Ricky Rizal (Bripka RR).
Baca juga: Putri Candrawathi Ditemukan Terlentang di Depan Kamar Mandi setelah Brigadir J Turun Mengendap-endap
Rombongan tersebut lantas pulang ke rumah Magelang pada pukul 23.00 WIB.
Sesaat kemudian, Ferdy Sambo dan ajudan Daden juga tiba di rumah Magelang.
Rabu, 6 Juli 2022
Sekitar pukul 20.00 WIB, Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo mengantarkan anak mereka dan temannya ke SMA Taruna Nusantara menggunakan Lexus B 1 MAH yang dikendarai Bripka RR.
Kamis, 7 Juli 2022

Kamis dini hari, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi merayakan ulang tahun pernikahan ke-22 bersama Bripka RR, Brigadir J, ajudan Daden, Bharada E, Kuat Maruf, Susi, dan seorang teman Ferdy Sambo bernama Hadi.
Acara itu berlangsung hingga subuh.
Sekitar pukul 05.00 WIB, Ferdy Sambo pulang lebih dulu ke Jakarta menggunakan pesawat.
Tiket pesawat Ferdy Sambo sudah dipesankan lebih dulu oleh Ludun selaku protokol Divpropam.
Sore harinya, Bripka RR dan Bharada E mengantarkan beberapa barang dan makanan ke asrama SMA Taruna Nusantara.
Baca juga: Pengacara Bharada E Respons Eksepsi Ferdy Sambo: Klien Kami Tetap Konsisten dengan Keterangannya
Mereka berangkat dari rumah Magelang sekitar pukul 17.30 WIB menggunakan Lexus RX 300 hitam bernopol L 1973 ZX.
Setelahnya, di rumah Magelang hanya tinggal Brigadir J, Putri Candrawathi, Susi, dan Kuat Maruf.
Sekitar pukul 18.00 WIB, Putri Candrawathi yang sedang tidur di kamarnya terbangun karena mendengar suara pintu kaca terbuka.
Diketahui, pintu kaca itu merupakan sekat antara tangga paling atas dengan lantai dua.
Putri Candrawathi mendapati Brigadir J sudah berada di dalam kamarnya.
Tanpa berkata apa-apa, Brigadir J membuka pakaian Putri Candrawathi secara paksa dan melakukan kekerasan seksual.
Karena kondisi Putri Candrwathi yang sedang kurang fit, serta kedua tangannya dipegang oleh Brigadir J, Putri tidak berdaya dan hanya bisa menangis ketakutan.
Ia berusaha memberontak dengan kondisi tubuhnya yang lemah.
Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang akan naik ke lantai dua, hingga membuat Brigadir J panik dan memakaikan kembali pakaian Putri Candrawathi.
Saat itu, Brigadir J sempat meminta pertolongan pada Putri Candrawathi, "Tolong Bu, tolong Bu."
Kemudian, Brigadir J menutup pintu kayu putih dan memaksa Putri Candrawathi berdiri untuk menghalangi orang yang akan naik ke lantai dua.

Namun, Putri Candrawathi menahan tubuhnya hingga ia dibanting Brigadir J ke kasur.
Brigadir J lalu memaksa Putri Candrawathi berdiri dan mengancam, "Awas kalau kamu bilang sama Ferdy Sambo, saya tembak kamu, Ferdy Sambo, dan anak-anak kamu!"
Lantaran Putri Candrawathi tidak berdaya dan tak mampu berdiri, Brigadir J kembali membanting istri Ferdy Sambo itu.
Putri Candrawathi kemudian memaksakan diri untuk berdiri dan keluar kamar.
Ia lalu sengaja menyenggol keranjang baju yang terbuat dari plastik dan menendang-nendang kakinya ke pintu kasa dengan harapan ada seseorang yang mendengarnya.
Namun, tak ada orang yang menghampirinya.
Kuat Maruf yang saat itu tengah merokok di teras depan jendela rumah, tidak sengaja melihat Brigadir J turun mengendap-endap.
Sikap Brigadir J itu dinilai Kuat Maruf tak wajar karena ajudan tidak diperkenankan naik ke lantai dua sembarangan atau tanpa izin.
Karena merasa curiga, Kuat Maruf hendak menghampiri Brigadir J, namun almarhum berlari seolah-olah menghindar.
Sambil mengejar Brigadir J, Kuat Maruf menyuruh Susi untuk memeriksa kondisi Putri Candrawathi.
Susi menemukan Putri Candrawathi sudah terlentang di depan kamar mandi dalam kondisi hampir pingsan.
Setelahnya, Kuat Maruf berjaga-jaga di lantai satu untuk mencegah jika Brigadir J kembali naik ke lantai dua.
Sekitar pukul 19.30 WIB, Bharada E dan Bripka RR kembali ke Rumah Magelang setelah sebelumnya dihubungi Putri Candrawathi untuk segera pulang.
Tiba di rumah Magelang, Bharada E dan Bripka RR mendapati Putri Candrawathi sedang menangis di kamarnya.
Mereka sempat bertanya, namun Putri Candrawathi tak memberikan penjelasan apapun.
Putri Candrawathi kemudian meminta Bripka RR memanggil Kuat Maruf dan menenangkan agar tidak terjadi keributan dengan Brigadir J.
Kuat Maruf lantas menyarankan agar Putri Candrawathi melaporkan kejadian di Magelang pada Ferdy Sambo.
"Ibu harus lapor Bapak, supaya tidak jadi duri dalam rumah tangga Ibu," katanya.
Putri Candrawathi lalu menyuruh Bripka RR memanggil Brigadir J.
Saat turun ke lantai satu dan memanggil Brigadir J, Bripka RR menanyakan sebenarnya apa yang telah terjadi.
Tetapi, Brigadir J mengaku tidak tahu mengapa Kuat Maruf marah padanya.
"Gak tau Bang kenapa Kuat marah sama saya," ujar Brigadir J.
Bripka RR membawa Brigadir J ke kamar Putri Candrawathi dan menunggu di dekat pintu kasa agar tidak terjadi keributan.
Putri Candrawathi mengatakan pada Brigadir J, "Saya mengampuni perbuatanmu yang keji terhadap saya, tapi saya minta kamu untuk resign."
Kemudian, Brigadir J keluar dari kamar Putri Candrawathi sambil menangis, lalu turun bersama Bripka RR.
Sekitar tengah malam, Putri Candrawathi menelepon Ferdy Sambo sambil berbisik-bisik.
Sambil menangis dan ketakutan, ia bercerita dirinya ingin segera kembali ke Jakarta karena Brigadir J telah bersikap kurang ajar.
Meski Ferdy Sambo mendesak, Putri Candrawathi tidak menceritakan secara detail.
Ia menyampaikan, sebaiknya insiden di Magelang diceritakan saat dirinya sudah tiba di Jakarta.
Putri Candrawathi khawatir pada keselamatan dirinya dan tidak ingin ada kejadian buruk terjadi pada anggota keluarganya yang lain.
Ia juga meminta pada Ferdy Sambo untuk tidak usah kembali ke Magelang.
Tak hanya itu, Putri Candrawathi juga meminta agar tidak menghubungi ajudan karena tak ingin ada keributan.
Pasalnya, mengingat postur tubuh Brigadir J yang paling besar di antara ajudan lainnya, juga karena almarhum memiliki senjata.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)