Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Temuan Komnas HAM: Banyak Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Wajahnya Biru dan Matanya Merah
Komnas HAM mengungkapkan sejumlah catatan penting dalam proses investigasi terkait Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang.
Diberitakan sebelumnya, aparat mencoba mengendalikan massa suporter dengan tembakkan gas air mata di stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2020) berujung maut.
Ratusan nyawa melayang di Stadion Kanjuruhan.
Data resmi sementara, 131 orang tewas dalam insiden itu, termasuk 33 anak-anak.
Sebanyak 29 orang mengalami luka berat dan 436 orang menderita luka ringan dan sedang.
Menurut Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta, kejadian itu bermula setelah berakhirnya pertandingan Arema VS Persebaya.
Sejumlah pendukung Arema merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial Arema
Petugas pengamanan kemudian berupaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar suporter tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain
Semakin lama kekecewaan suporter makin kuat dan kemarahan tidak terkendali, karena disertai dengan lemparan benda-benda ke lapangan
Guna meredakan kemarahan suporter, polisi melepaskan tembakan gas air mata ke arah suporter.
Dari tembakan air mata itu suporter yang mencoba menghindar kian tidak terkendali, sehingga harus mengorbankan penonton lain dengan menginjak-injak guna menyelamatkan diri.
Banyak dari penonton yang mengalami sesak napas akibat asap gas air mata.