Sabtu, 4 Oktober 2025

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Temuan Komnas HAM: Banyak Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Wajahnya Biru dan Matanya Merah

Komnas HAM mengungkapkan sejumlah catatan penting dalam proses investigasi terkait Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
TribunJatim.com/Danendra Kusuma
Prosesi pemakaman Rizky Dwi Yulianto (19) warga Desa Maron, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, Minggu (2/10/2022). Rizky menjadi korban meninggal dunia dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya. (TribunJatim.com/Danendra Kusuma) 

Diberitakan sebelumnya, aparat mencoba mengendalikan massa suporter dengan tembakkan gas air mata di stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2020) berujung maut.

Ratusan nyawa melayang di Stadion Kanjuruhan.

Data resmi sementara, 131 orang tewas dalam insiden itu, termasuk 33 anak-anak.

Sebanyak 29 orang mengalami luka berat dan 436 orang menderita luka ringan dan sedang.

Menurut Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta, kejadian itu bermula setelah berakhirnya pertandingan Arema VS Persebaya.

Sejumlah pendukung Arema merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial Arema

Petugas pengamanan kemudian berupaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar suporter tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain

Semakin lama kekecewaan suporter makin kuat dan kemarahan tidak terkendali, karena disertai dengan lemparan benda-benda ke lapangan

Guna meredakan kemarahan suporter, polisi melepaskan tembakan gas air mata ke arah suporter.

Dari tembakan air mata itu suporter yang mencoba menghindar kian tidak terkendali, sehingga harus mengorbankan penonton lain dengan menginjak-injak guna menyelamatkan diri.

Banyak dari penonton yang mengalami sesak napas akibat asap gas air mata.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved