Google Doodle Tampilkan Mangkuk Ayam Lampang, Ini Sejarah dan Maknanya
Google doodle menampilkan Mangkuk Ayam Lampang pada hari ini, Senin (12/9/2022): Simak sejarah dan maknanya.
Pada akhir masa pemerintahan Dinasti Qing, mangkuk dengan lukisan ayam jantan mulai diproduksi secara massal.
Saat itu, masyarakat kalangan menengah ke bawah di China hanya bisa menggunakan mangkuk bergambar ayam.
Hal ini dikarenakan mangkok dengan motif naga, hong, atau lainnya dijual dengan harga yang lebih mahal.
Sementara bagi petani Cina, mangkuk dengan gambar ayam jantan melambangkan kerja keras untuk kemakmuran.
Hal ini karena peran ayam jantan yang selalu berkokok untuk membangunkan petani di pagi hari.
Seperti seruan kepada petani untuk segera memulai hari dengan bekerja di kebun atau peternakan.
Sekitar awal abad ke-20, ayam jantan mulai merambah dunia.
Awalnya mangkuk tersebut dibawa oleh para pendatang yang tinggal di sekitar pabrik, Provinsi Guangdong.
Kemudian mangkuk menyebar hingga ke luar negeri yakni beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, hingga Indonesia.
Mangkuk ayam pun semakin banyak diproduksi.
Teknik pembuatan mangkuk ayam juga berkembang, yang semula dilukis dengan tangan atau manual lalu menjadi menggunakan cetakan mesin.
Saat ini mangkuk ayam jantan yang dibuat pada masa kekaisaran diburu oleh kolektor barang antik di seluruh dunia.
Adapun ciri-ciri mangkuk ayam jantan tersebut yakni di bagian bawah mangkok terdapat cap stempel atau nama dan tahun pembuatan dinasti.
Mangkuk Chenghua yang berusia 500 tahun dan berasal dari dinasti Ming, diketahui hingga saat ini hanya tersisa 16 buah di dunia.
Empat mangkuk tersebut di antaranya dimiliki oleh individu dan sisanya dikumpulkan di museum umum.
Mangkuk ini telah beberapa kali dilelang oleh lembaga pelelangan Sotheby's di Hongkong pada tahun 1960-an, 1970-an, 1980-an, 1990-an dan terakhir pada tahun 2014.
Nilai lelang tertinggi mencapai USD$36,3 juta atau Rp508,2 miliar dengan kurs Rp14.000 per 1 USD.
(Tribunnews.com/Nurkhasanah)