Polisi Tembak Polisi
Senyum Tipis Ferdy Sambo Saat Proses Rekonstruksi Kasus Brigadir J
Ferdy Sambo tampak tersenyum tipis di sela-sela proses rekonstruksi kasus meninggalnya Brigadir J saat berbicara dengan pengacaranya, Arman Hanis.
"Yang menarik apakah di sini Bang Sambo memberikan klarifikasi misalnya ada adegan salah, adegan yang tidak salah, atau sekedar mengikuti," ujar Handoko dikutip dari tayangan di KompasTV.
Menurut Handoko, apabila Ferdy Sambo hanya mengikuti arahan penyidik, artinya gestur yang terlihat dalam rekonstruksi bukanlah berangkat dari emosi yang sebenarnya.
Sebaliknya, apabila Sambo terlibat aktif dalam memberikan klarifikasi saat rekontruksi, maka jenderal polisi itu tengah merasakan emosi yang sama saat peristiwa pembunuhan terjadi.
"Kalau hanya sekadar mengikuti, khawatirnya emosinya ini bukan emosi bawaan langsung yang dirasakan Sambo."
"Tetapi kalau memang mengikuti emosi demi emosi, maka emosi yang dirasakan bisa jadi sama dengan yang dulu dirasakan saat momen tersebut berlangsung," ucap Handoko, dikutip dari WartaKotalive.com.
Baca juga: Momen Memilukan Rekonstruksi, Brigadir J Duduk Dekat Bharada E Saat Bripka RR Beri Arahan Eksekusi

Handoko juga mencoba menerka gestur Ferdy Sambo saat tersenyum tipis dengan pengacaranya.
Kata Handoko, senyum tipis Ferdy Sambo kepada pengacaranya bisa jadi mantan Kapolres Brebes itu tengah menyimpan sesuatu yang belum dikeluarkan dalam rekontruksi.
Bisa jadi kata Handoko, Ferdy Sambo menyimpan hal-hal yang akan dibongkar di persidangan nantinya.
"Ini yang menarik. Apakah beliau ini juga memberikan koreksi terhadap instruksi-instruksi dari penyidik."
"Karena itu menjadi hal penting. Ataukah ia tidak memberikan koreksi dan hanya sekadar ikut saja."
"Kalau sekadar ikut saja, yang diperbincangkan dengan pengacara bisa jadi celetukan,yang sifatnya mengatakan 'oh ini tidak benar, ini tidak betul, harusnya begini, dan nanti kita simpan saja di sidang,'" jelas Handoko.
Handoko pun mengaku cukup curiga dengan ketenangan Ferdy Sambo sepanjang rekonstruksi Brigadir J.
Sebab, kata Handoko, emosi dalam rekontruksi biasanya bisa menunjukkan peristiwa yang terjadi dalam sebuah tindak pidana.
"Apakah rekontruksi yang sudah dilakukan juga sama atau melukiskan ucapan-ucapan sebenarnya yang waktu itu disampaikan Sambo ataukah itu belum merupakan ucapan-ucapan sebenarnya?"
"Dari ucapan yang disampaikan bisa membangkitkan memori-memori yang terjadi pada saat kejadian."