Diplomasi Aneka Sup dan Bihun Goreng di Pertemuan Surya Paloh dan Puan Maharani
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menyambangi Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di NasDem Tower, Gondangdia,
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menyambangi Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta, Senin (22/8/2022).
Dalam pertemuan tersebut, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh bersama beberapa elite NasDem lainnya tampak menyambut mereka.
Puan ditemani Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey hingga Bappilu PDIP Bambang Wuryanto dan Politikus PDIP Charles Honoris.
pertemuan itu juga membahas sejumlah hal mulai dari Pemilu 2024 hingga soal perpolitikan Tanah Air.
Pertemuan berlangsung sangat hangat dan akrab. Puan bahkan menyebut Surya Paloh sebagai senior, orang tua dan Om.
Usai pertemuan, elit kedua partai itu menutup dengan makan siang bersama. Adapun sejumlah hidangan turut disuguhkan Partai NasDem kepada jajaran elit PDIP.
Deputi II Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem Damianus Bilo mengatakan, bahwa jajaran partainya menyediakan hidangan mulai dari sup ayam jamur, ayam asam manis hingga hidangan chinese food.
"Ada sup iga NasDem Tower, sup ayam jamur, ayam asam manis, beef black pepper, bihun goreng dan ala Chinese, dll," kata Damianus kepada Tribunnews.
Ia menjelaskan, hidangan yang disajikan itu merupakan sebuah hidangan kehangatan dari Surya Paloh kepada Puan Maharani.
Baca juga: Ini Daftar Hidangan Makanan yang Disiapkan Surya Paloh Sambut Tamu Spesial, Puan Maharani
"Maknanya menjadi jamuan kehangatan yang oleh Bu Puan disebut sebagai jamuan paman, Surya Paloh kepada keponakannya, mbak Puan," ujarnya.
Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengatakan pertemuan antar kedua petinggi partai politik (parpol) tersebut bukan berarti koalisi.
Sebaliknya, kata Ali, pertemuan keduanya adalah membahas terkait upaya membangun bangsa bersama-sama.
"Berdiskusi bukan harus berkoalisi. Membangun bangsa ini harus ada kesepahaman. Bangsa besar ini enggak bisa dibawa satu kelompok," kata Ali di NasDem Tower.
Baca juga: Puan Temui Surya Paloh, NasDem Pastikan Tak Tinggalkan Demokrat dan PKS
Ali memastikan jika partainya dengan partai besutan Megawati Soekarnoputri itu berkomitmen bersama-sama membangun bangsa.
"Kami pastikan bahwa NasDem dan PDIP akan berkomitmen bersama-sama membangun bangsa ini," ucapnya.
Ali menegaskan, pertemuan Puan dan Paloh bukan berarti partainya akan meninggalkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat.
Menurutnya, pertemuan Ketua DPP PDIP dan Ketua Umum Partai NasDem tersebut tak berarti harus bersama-sama atau berkoalisi.
"Apakah kemudian pertemuan tadi NasDem akan meninggalkan yang lain (PKS dan Demokrat), enggak. Pertemuan diskusi itu tidak harus kita bersama-sama," ucapnya.
Ali menyebut diskusi tersebut paling tidak ketika terjadi perbedaan di kemudian hari agar bisa saling memahami.
Baca juga: Isu Surya Paloh Pamit ke Jokowi karena Beda Arah Politik, NasDem: Kontrak Politik Kami Sampai 2024
"Tapi paling tidak ketika terjadi perbedaan baik PDIP dengan NasDem, PDIP dengan Demokrat, PDIP dan PKS itu kita saling memahami," ujarnya.
Ali mengaku jika hingga saat ini hanya PKS dengan Demokrat yang cukup intens Komunikasi dengan NasDem.
"Memang saya harus katakan saat ini PKS dan Demokrat komunikasinya jauh lebih maju, daripada partai lain," ucap Ali.
Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani bakal sambangi seluruh partai politik (parpol) dalam safarinya mendatang agar tidak ada miskomunikasi menuju tahun 2024 mendatang.
Sebab, menurut Puan Indonesia harus dibangun secara bersama-sama. Tidak adanya komunikasi dapat membuat segala ruang tertutup sehingga menghasilkan miskomunikasi.
"Tentu setelah ini saya akan melakukan silaturahmi insyallah ke semua ketum parpol untuk bisa menjajaki dan membuka ruang serta komunikasi bahwa Indonesia dibangun harus sama-sama untuk menuju tahun 2024," ujarnya.
"Tidak adanya komunikasi membuat kemudian ruang-ruang itu tertutup kemudian menjadi miss komunikasi," tambahnya.
Puan juga menegaskan, apapun yang bakal jadi keputusan dalam dinamika politik di mendatang, semuanya harus sepakat dan tahu kapan harus bertanding dan kapan harus bersanding. Semuanya tentu kemajuan bersama negara Indonesia.
"Apapun yang jadi keputusan dalam dinamika berpolitik yang akan datang, kita harus bersepakat kapan kita harus bertanding kapan kita harus bersanding utuk Indonesia," tegasnya.(Tribun Network/mar/yud/wly)