Sabtu, 4 Oktober 2025

KPU RI Jadi Pemantau Internasional di Pemilu Filipina yang Sudah Terapkan Teknologi Canggih

Pemilu Filipina memperebutkan 77 posisi nasional, 18.103 posisi lokal, dengan 55.572 kontestan yang bertarung.

Kompas.com/PRIYOMBODO
Ilustrasi 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTAKPU RI menjadi saksi pelaksanaan modernisasi pemilu di Filipina yang berlangsung pada Senin (9/5/2022). Dalam penyelenggaraan pemilu nasional dan lokal Filipina, KPU bertindak sebagai pemantau internasional.

Pemilu Filipina memperebutkan 77 posisi nasional, 18.103 posisi lokal, dengan 55.572 kontestan yang bertarung.

Total jumlah pemilih sebanyak 67.745.529 orang (dalam negeri), dan overseas voting (pemungutan suara luar negeri) dengan 1,7 juta pemilih, dengan TPS dibuka mulai jam 6 pagi dan ditutup jam 7 malam.

Jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) sebanyak 37.141 TPS tersebar di seluruh wilayah Filipina, sedangkan proses pengumpulan data dan penghitungan suara Pemilu Filipina ini berlangsung 9-16 Mei 2022.

Baca juga: KPU Perkirakan Kebutuhan Anggaran Pemilu 2024 untuk Tahun Ini Sebesar Rp8 Triliun

Anggota KPU RI Idham Holik yang memimpin delegasi Indonesia, mengatakan berlangsung begitu cepat hanya memakan waktu 2 - 5 jam.

"Perolehan suara dapat sampai ke pusat dan dilakukan rekapitulasi secara penuh sehingga menjadi hasil resmi. Semua proses ini tidak membutuhkan waktu berhari-hari dan tidak memakan korban bagi para penyelenggara di lapangan," ungkap Idham dalam keterangannya. Selasa (10/5/2022).

Cepatnya proses Pemilu di Filipina lantaran menerapkan teknologi Smartmatic yakni sebuah teknologi canggih yang diaplikasikan ke lebih dari 78 ribu titik pemungutan suara, dan dapat diikuti lebih dari 80 juta orang.

Selain itu diterapkan pula mesin Vote Counting Machine (VCM) yang berfungis memindai surat suara dan dapat menerbitkan struk bukti total hasil perhitungan suara dari pilihan pemilih di setiap TPS.

Sementara untuk daerah yang belum terjangkau internet, diterapkan teknologi penunjang yakni menggunakan alat yang bisa mentransmisikan hasil ke satelit.

Pemilu di Filipina kata Idham, juga memberikan pelajaran untuk meningkatkan partisipasi perempuan.

"Ada banyak sekali pengalaman dan kebijakan yang menarik yang bisa dipelajari di Filipina untuk meningkatkan kualitas praktek demokrasi elektoral yang berkeadilan gender," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved