Jumat, 3 Oktober 2025

Peringkat Indonesia Rendah Berdasarkan Hasil Survei PISA, Pembelajaran Matematika Harus Komprehensif

Hasil Survei PISA 2018 menunjukkan kemampuan matematika, sains, dan membaca Indonesia berada pada peringkat rendah.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
SRIWIJA POST/SRIWIJA POST/ZAINI
Ilustrasi siswa belajar. Hasil Survei Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 menunjukkan kemampuan matematika, sains, dan membaca Indonesia berada pada peringkat rendah. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil Survei Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 menunjukkan kemampuan matematika, sains, dan membaca Indonesia berada pada peringkat rendah.

Untuk matematika, Indonesia berada di peringkat 75 dari 81 negara dunia, dengan skor 379.

Sangat jauh dibandingkan negara ASEAN lain seperti Singapura yang menduduki peringkat 2, dengan skor 569.

Rektor Universitas Tarumanegara Agustinus Purna Irawan menilai kemampuan matematika harus dilihat secara komprehensif.

"Pada anak-anak Indonesia yang kuliah di luar negeri, kemampuan matematika mereka justru lebih unggul karena pembelajaran kita jauh lebih mendalam dan luas. Sedangkan di luar negeri, fokus pada suatu bidang saja," ujar Agustinus melalui keterangan tertulis, Selasa (12/4/2022).

Agus menilai kemampuan matematika anak juga perlu melihat bagaimana proses pembelajarannya di sekolah, dari TK hingga SMA bahkan perguruan tinggi.

Secara umum ia menilai, matematika yang dipelajari di Indonesia sudah baik.

Baca juga: Matematikawan Ukraina Bunuh Diri di Moskwa, Usai Tak Diizinkan Tinggalkan Rusia untuk Bela Negaranya

"Proses pembelajaran akan membentuk kemampuan matematika anak,” ujarnya.

Sementara itu, Trainer Parenting Nasional Kurnia Widhiatuti mengatakan matematika adalah pengantar seseorang untuk memahami filsafat kehidupan.

Menurutnya, matematika sangatlah penting, dan tidak hanya berkutat dalam hitung-hitungan saja.

"Yang menarik, matematika mengaktivasi otak kiri dan kanan secara seimbang," tutur Kurnia.

Dirinya mengakui, ada kesan menakutkan terhadap matematika.

Menurutnya, selama ini yang membuat anak takut adalah doktrin.

"Ketika orang tua bilang bahwa matematika itu sulit, anak langsung menganggap matematika sebagai momok. Ubah dulu persepsi; matematika itu mudah dan menyenangkan," ujar Kurnia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved