Kepala BKKBN: Banyak Orang Tua Beli Rokok Sebulan Rp 600.000, Tapi tidak Belikan Telur untuk Anaknya
Hasto mengatakan puncak bonus demografi di Indonesia pada 2045 terancam terbuang sia-sia, jika target penurunan stunting tidak tercapai.
Iya kita diminta Presiden untuk membantu, kemudian kita mengerahkan bidan-bidan yang menjadi partner BKKBN. Bidan-bidan kita ini banyak jumlah mencapai 400 ribu lebih seluruh Indonesia.
Tenaga kesehatan yang memiliki surat tanda registrasi (STR) sebanyak 280 ribu. Yang sudah praktik mandiri hampir 40 ribu lebih. Dari situlah kita mengerahkan bidan untuk menyuntik vaksin.
Bidan ini nyuntik vaksin bisa, nyuntik antibiotek, artinya teknik medis menyuntik sudah tidak perlu dilatih lagi.
Yang kedua bidan ini kan ada di desa. Kita mendukung cita-cita Presiden yakni mereformasi sistem pelayanan kesehatan.
Selama menjadi kepala BKKBN apakah ada pengalaman lucu atau berkesan bagi Pak Hasto?
Baca juga: Jokowi Minta Pemda Kerja Keras, Targetkan 2024 Angka Stunting di Bawah 14 Persen
Masyarakat kita ini memang lucu, Jadi waktu itu saya ajak dialog ibu-ibu untuk penyuluhan KB. Saya tanya ibu putranya ada berapa. Ibu itu jawab saya baru satu.
Saya bilang bagus bu nanti lagi tiga tahun kalau mau ditambah.
Eh tapi ibu itu lanjut bilang kalau putrinya sudah dua. Saya ketawa, lupa seharusnya tanya anaknya sudah ada berapa.
Kemudian ada lagi warga yang tanya ke saya pak sebagai dokter kandungan pasti tahu apa bedanya Pil KB dengan Pilkada.
Langsung tak jawab Pil KB kalau lupa terus jadi, kalau Pilkada kalau jadi terus lupa. (Tribun Network/Reynas Abdila)