Presidensi G20
Pengamat: Indonesia Harus Jadi Gadis Judes Tanggapi Intervensi Penyelenggaraan G20
Indonesia harus menjadi gadis judes dalam menanggapi intervensi penyelenggaraan G20 di tengah konflik Rusia - Ukraina.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Masalah Hubungan Internasional Andrea A. Azzqy mengatakan Indonesia harus menjadi gadis judes dalam menanggapi intervensi penyelenggaraan G20 di tengah konflik Rusia - Ukraina.
Menurutnya sikap Indonesia yang tetap akan mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin ke penyelenggaraan KTT G20 di Bali, Oktober mendatang sudah tepat.
Intervensi Barat tidak seharusnya menjadi halangan bagi Indonesia sebagai host untuk tidak mengundang anggota G20, termasuk Rusia.
"Kita ibarat wanita cantik yang semua orang melihat. Sekarang ini kita tidak boleh menye-menye. Judes aja sekalian. Kenapa? Ini bukan saatnya menjadi ramah, karena keadaannya begitu," kata Andrea saat ditemui di kawasan Menteng, Rabu (30/3/2022).
Menurutnya, Indonesia sudah sangat tepat mengatakan tidak pada intervensi yang dilakukan Amerika Serikat, Uni Eropa, dan sekutunya.
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-35, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Karena jika Indonesia terlalu lembut dan menerima intervensi apapun yang dilakukan berbagai pihak, kedepannya akan menyusahkan Indonesia sendiri.
Karena wilayah Indonesia dan ASEAN sendiri pun sudah dikepung dengan aliansi-aliansi baru yang mengancam kedaulatan, contohnya seperti intervensi China di Laut Natuna maupun AUKUS.
"Langkah Indonesia sudah cukup berani, saya kira tinggal diteruskan saja. Jadi mengambil langkah tegas kepada negara-negara yang mengintervensi Indonesia," kata Andrea.