Kamis, 2 Oktober 2025

Ulasan Para Guru Besar dan Tokoh Mengenai Dokter Soeharto yang Dinilai Layak Jadi Pahlawan Nasional

Sampai saat ini Indonesia memiliki pahlawan nasional sejumlah 195 dari berbagai provinsi dan hanya Provinsi Kaltara yang belum terwakili.

Editor: Hasanudin Aco
Ist
Seminar Nasional Pengusulan Calon Pahlawan Nasional yang diadakan secara hybrid. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Mayjen Pol (Purn) Sidarto Danusubroto mengatakan dr Soeharto banyak membantu Soekarno (Bung Karno) dalam menjaga kesehatan.

Dokter Soeharto merupakan dokter pribadi Presiden pertama RI Soekarno.

Tak hanya itu, dr Seoharto juga merupakan orang kepercayaan dan sering menjalankan tugas rahasia dari Bung Karno.

Sidarto bercertia dr Soeharto juga ikut menggalang dana setelah Indonesia meraih kemerdekaan.

Karena itu dr Soeharto yang merupakan pendiri BNI layak menjadi pahlawan nasional.

"Saya kebetulan adalah ajudan Presiden Soekarno pasca-Supersemar. Apa yang saya dengar dari Bung Karno saat beliau ditahan di Wisma Yaso. Saya dengar sendiri dari Bung Karno bahwa dr Soeharto adalah salah satu kepercayaan saya selama sebelum kemerdekaan dan sudah kemerdekaan," kata Sidarto dalam Seminar Nasional Pengusulan Calon Pahlawan Nasional yang diadakan secara hybrid, Selasa (22/2/2022).

Dalam seminar itu, hadir Mantan Anggota Dewan Pertimbangan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, Direktur Kemensos bidang Kepahlawanan, Keperintisan, kesetiakawanan dan Restorasi Sosial Murhardjani, Guru besar dan mantan Dekan FEUI Prf. Drs. Dorodjatun Kuntjorojakti, Guru besar Ilmu Sejarah UGM Prof. Dr. Djoko Suryo, Wakil Ketua MPR Arsul Sani, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Baca juga: PDIP Sebut Dokter Soeharto Merupakan Pejuang Kemerdekaan, Pantas Menjadi Pahlawan Nasional

Sidarto melanjutkan tak bisa dibayangkan seandainya tidak ada sosok dr Soeharto di samping Bung Karno.

Jelang kemerdekaan, penyakit malaria cukup populer termasuk menyerang Sidarto.

Mantan Ketua MPR RI itu juga mengatakan pernah menderita malaria dan merasakan sakit yang begitu kuat.

Penyakit itu juga dialami oleh Bung Karno.

"Bung Karno demam malaria. Seorang Bung Karno terkuras tenaganya sebelum Proklamasi harus dibantu oleh seorang dr Soeharto untuk bisa paginya membaca Teks Proklamasi yang kita kenang sampai sekarang" jelas dia.

Guru Besar dan mantan Dekan FEUI Prof Dorodjatun Kuntjorojakti menilai naskah akademik pengusulan dr Soeharto sebagai pahlawan nasional disusun dengan baik.

Setelah membaca naskah akademik itu, Dorodjatun juga menemukan peran penting dr Soeharto yang menjadi orang kepercayaan Bung Karno.

"Berkali-kali kalau saya lihat, Bung Karno dan Bung Hatta itu kembali lagi, kembali lagi kepada tokoh yang namanya dokter Soeharto. Oleh karena saya perhatikan, apa pun tugas yang diberikan kepada beliau, tidak pernah ngeluh, dilaksanakan. Dilaksanakan dengan baik. Bayangkan, ketika saya membaca apa yang harus beliau lakukan di Adminsitrasi Militer Pusat  itu, mengatur BKR dan Laskar yang ribuan, yang susah dikendalikan itu, di Yogya, di situ ada Panglima Sudirman, ada tokoh-tokoh seperti Oerip Soemohardjo, jenderal seperti Nasution, Simatupang, tetapi pada akhirnya administator ini, saya baca, sangat menentukan. Pantas beliau ini dibawa terus oleh Bung Karno," kata dia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved