Respons Curhatan Puan, Ganjar Ngaku Siap Sambut Puan Paling Depan ketika Kembali ke Jateng
Merespons curhatan Ketua DPR RI, Puan Maharani, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo ngaku siap sambut saat Puan kembali datang ke Jateng.
Puan tampak curhat, mengeluhkan tidak disambut gubernur tersebut ketika berkunjung ke daerah.
Menanggapi hal itu, FX Hadi Rudyatmo menilai gubernur yang dimaksud Puan adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Baca juga: Formappi: Puan Seharusnya Suarakan Urusan Rakyat Ketimbang Ketersinggungannya Sendiri
Rudy, sapaan karibnya, mengatakan apabila benar demikian, sebenarnya tidak ada kewajiban bagi Ganjar untuk menjemput Puan saat berkunjung ke Jawa Tengah.
Menurutnya, Ganjar wajib menjemput jika dia merupakan Gubernur yang menjabat Ketua DPD PDIP Jateng dan memang diundang oleh Puan.

"Mbak Puan harus paham dulu, pemimpin adalah pelayan, kalau yang dinamakan pemimpin pelayan itu datang tidak dilayani tapi melayani masyarakat."
"Sehingga kalau pemimpin mintanya dilayani disambut, jadi ini belum menunjukkan kedewasaan dalam berpolitik," ujar Rudy dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Senin (14/2/2022), dikutip dari Tribunnews.
Rudy menegaskan sifat Puan tersebut mencerminkan belum adanya kedewasaan dalam berpolitik.
"Biar saya dimarahi nggak apa-apa, namun ini harus diluruskan dulu," tambahnya.
Rudy pun mengatakan saat dirinya masih menjabat sebagai Wali Kota Solo dan merangkap sebagai Ketua DPC PDIP, tidak pernah ada kewajiban, bahkan ditugasi menjemput Puan Maharani.
Hal itu lantaran selain bukan tugasnya, dirinya juga tidak pernah diundang untuk menjemput.
Baca juga: Puan Curhat Tak Disambut Gubernur, PDIP: Antar-Kader Terbiasa Diskusi dan Koordinasi
"Jadi saya sendiri kadang-kadang Mbak ini piye to (Mbak ini bagaimana sih), wong ini legislatif kok mewajibkan eksekutif jemput, gimana ceritanya," lanjutnya.
Saat ditanya momen apa yang menyiratkan Ganjar Pranowo disebut tak menjemput Puan Maharani, begini kata Rudy.
Yakni saat rakerja di Semarang, saat itu rapat tiga pilar dari legislatif, eksekutif, dan struktur partai.
Namun, dalam rakerja tersebut Ganjar Pranowo, yang merupakan bagian dari pilar eksekutif, tidak diundang.
"Sehingga Ganjar tak hadir, nanti hadir salah, jemput salah, dan tidak ada kewajiban Pak Ganjar jemput, Pak Ganjar pun ngalah," ujarnya.