Senin, 6 Oktober 2025

Virus Corona

Kasus Covid-19 Meningkat, Jokowi Imbau Masyarakat Tak Panik dan Tetap Laksanakan Prokes

Presiden Joko Widodo mengimbau masyarakat untuk tidak panik, namun tetap waspada di tengah melonjaknya kasus Covid-19, khususnya varian Omicron.

Tangkap layar kanal YouTube Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberikan keterangan pers terkait Perkembangan Covid-19 di Istana Bogor, Jumat (28/1/2022). 

Dari jumlah total kasus yang sudah sembuh atau selesai dirawat berjumlah 765 orang hingga Rabu (26/1/2022).

Menurut Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, sebagian besar kasus Omicron adalah OTG atau asimtomatik/gejala sakitnya ringan.

"Jadi hanya gejala pilek, batuk, atau demam yang sebenarnya bisa sembuh tanpa perlu dibawa ke rumah sakit,” katanya, dikutip Tribunnews.com dari situs Kemenkes.

Berdasarkan data Kemenkes, total pasien pernah dirawat sejak awal kasus Omicron pada Desember 2021 sebanyak 854 pasien.

Dengan rincian pasien asimtomatik 461, gejala jaringan 334 pasien, gejala sedang dan berat 59 pasien.

“Sebenarnya yang perlu masuk rumah sakit adalah pasien yang 59 itu. Yang perlu dirawat hanya kalau dia perlu di treatment oksigen,” ucap Menkes Budi.

Budi pun berpesan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan hati-hati.

Terpenting, selalu pakai masker, hindari kerumunan karena penularan akan semakin tinggi.

"Nomor satu protokol kesehatan, mencegah kerumunan, vaksinasi dipercepat. Saat ini, akan dipercepat vaksinasi booster," tuturnya, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV. 

Budi juga mengingatkan, agar masyarakat menghindari kerumuman.

Ia menyarakan, jika bisa kerja di rumah, di rumah saja, tidak perlu pergi ke mana-mana karena risiko tertularnya sedang tinggi.

Sebelumnya, Menkes memprediksi kasus Covid-19 kembali mencapai puncak pada akhir Februari mendatang.

"Kenaikan sampai puncak 35-36 hari, kalau Indonesia Omicron pertama kali kena pertengahan Desember."

"Jadi itung-itungan saya, akhir Februari awal puncaknya, angkanya berapa saya tidak bisa menebak karena ada yang 3 kali Delta, 1,5 kali Delta, ada yang 5 kali Delta."

"Menurut saya bergantung pada populasinya, sudah vaksinasi berapa banyak," ucapnya. 

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Kompas TV)

Simak berita lainnya terkait Virus Corona

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved