RS Internasional di Bali Diyakini Mampu Saingi Negara Tetangga
Konsep health tourism mengelaborasi potensi berbagai sektor, yaitu kesehatan dan sumber daya alam, manusia serta budaya Indonesia.
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Hasanudin Aco
Tak hanya itu, dari sisi pengupahan tenaga medis atau pekerja juga dinilai tidak memberatkan anggaran. Jadi, penganggaran dana dapat dialihkan untuk memperkaya fasilitas KEKK yang berstandar internasional.
Apalagi, Indonesia juga menggandeng Mayo Clinic dari Amerika yang sudah tidak diragukan lagi kualitas pelayanan kesehatannya di tingkat internasional.
Oleh karenanya, Faisal menegaskan KEKK Bali yang digagas Erick Thohir memiliki modal besar untuk mengungguli negara tetangga dalam hal pelayanan kesehatan dan diintegrasikan dengan pariwisata bertaraf internasional.
"Modal kita besar, semestinya kita bisa bersaing dengan negara-negara lain dan kita bisa mengambil keuntungan dari situ," ucapnya.
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengatakan bahwa masyarakat Indonesia jangan meragukan tenaga dokter dalam negeri karena banyak yang memiliki kompetensi yang mumpuni.
Sebab, selain infrastruktur alat medis berstandar internasional, tenaga medis Indonesia yang bekerja di dalamnya diyakini memiliki kemampuan yang tidak diragukan.
“Kalau dokter-dokter Indonesia sih secara kemampuan saya tidak ragukan,” kata Agus.
Selain dokter yang berkualitas, menurut Agus Rumah Sakit Internasional ke depan perlu didukung dengan pelayanan laboratorium kesehatan yang prima.
"Dan juga mekanisme di kita kecepatan di rumah sakit di laboratorium juga penting," katanya.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Singapura Suryopratomo menyambut baik Langkah Pemerintah membangun RS internasional di Bali, karena setiap negara wajib memiliki sistem kesehatan yang bisa diandalkan, dan RS internasional Bali sangat tepat.
“Bagus sekali kita memiliki RS Internasional. Selama ini sudah ada juga RS internasional di Jakarta. Tetapi lebih banyak lagi akan lebih bagus. Setiap negara wajib memiliki sistem kesehatan yang bisa diandalkan. Pelajaran dari pandemi sekarang ini semakin menunjukkan pentingnya negara memiliki sistem kesehatan yang baik yang bukan hanya RS nya berstandar internasional, tetapi juga dokter dan paramedis yang berkualifikasi dunia,” kata Suryopratomo.
Di ASEAN sendiri selain Singapura yang mempunyai fasilitas kesehatan yang baik, ada juga Malaysia dan Thailand. Dan selama ini yang bisa berobat ke negara tetangga hanyalah orang-orang yang memiliki uang, dan cara pelayanan RS kepada pasiennya.
“Akhirnya setiap orang akan menentukan sendiri di mana mereka perlu berobat ketika sakit. Itu ditentukan oleh kemampuan keuangan dari setiap orang dan kenyamanan serta kepercayaan dari pasien kepada Dokter dan RS yang merawatnya,” ujarnya.
Menurut Suryopratomo, persaingan antar RS merupakan sebuah keniscayaannya. Tetapi RS di setiap negara bertujuan untuk melayani masyarakatnya, dan negara berhak memberikan jaminan kesehatan kepada warganya.
“Dengan ada fasilitas kesehatan yang lebih baik di Indonesia, tentunya rata-rata masyarakat Indonesia punya kesempatan mendapatkan perawatan lebih baik,” ucapnya.