Profil Majelis Ulama Indonesia: Sejarah Berdirinya MUI, Tujuan, dan Daftar Ketua MUI
Profil Majelis Ulama Indonesia (MUI), sejarah berdirinya MUI, tujuan, dan daftar Ketua MUI dari periode pertama hingga 2022. MUI berdiri 26 Juli 1975.
8. KH. Miftachul Akhyar (2020 – Sekarang)
Ketua Umum MUI yang pertama, kedua, ketiga, dan kelima telah meninggal dunia dan mengakhiri tugas-tugasnya.
Sedangkan yang keempat dan dua yang terakhir masih terus berkhidmah untuk memimpin MUI.
Baca juga: Singgung Kasus Ferdinand, Ketua MUI Cholil Nafis: Tak Boleh Memaki Tuhan Umat Agama Lain
Hubungan dengan Pihak Eksternal
Dilansir laman resminya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) termasuk dalam gerakan masyarakat, yang dilahirkan oleh para ulama, zuama dan cendekiawan muslim, serta tumbuh berkembang di kalangan umat Islam.
MUI tidak berbeda dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan lain di kalangan umat Islam, yang memiliki keberadaan otonom dan menjunjung tinggi semangat kemandirian.
Dalam hal ini, MUI tampil dalam kemandirian dan tidak bergantung pada pihak-pihak lain di luar MUI ketika mengeluarkan pandangan, pikiran, sikap dan mengambil keputusan atas nama organisasi.
MUI tidak dimaksudkan untuk menjadi organisasi supra-struktur yang membawahi organisasi-organisasi kemasyarakatan tersebut, dan tidak memposisikan diri sebagai wadah tunggal yang mewakili kemajemukan dan keragaman umat Islam.
Majelis Ulama Indonesia menjadi wadah silaturrahmi ulama, zuama dan cendekiawan Muslim dari berbagai kelompok di kalangan umat Islam.
Kemandirian Majelis Ulama Indonesia tidak menghalanginya untuk menjalin hubungan dan kerjasama dengan pihak-pihak lain baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Selama hubungan tersebut dijalankan atas dasar saling menghargai posisi masing-masing dan tidak menyimpang dari visi, misi dan fungsi Majelis Ulama Indonesia.
MUI sadar akan hubungan dan kerjasama itu adalah bukti organisasi ini merupakan bagian dari tatanan kehidupan bangsa yang sangat beragam.
Selain itu, MUI menjadi bagian utuh dari tatanan masyarakat yang hidup berdampingan dan bekerjasama antarkomponen bangsa untuk kebaikan dan kemajuan bangsa.
Sikap Majelis Ulama Indonesia ini menjadi bagian dari ikhtiar mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil alamin (Rahmat bagi Seluruh Alam).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Majelis Ulama Indonesia