Kamis, 2 Oktober 2025

Jalin Kemitraan, Kemendikbudristek Minta Satuan Pendidikan Vokasi Lakukan Inovasi 

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto meminta satuan pendidikan vokasi untuk melakukan inovasi.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
Istimewa
Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto mendorong program studi diploma tiga agar ditingkatkan menjadi diploma empat atau sarjana terapan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto meminta satuan pendidikan vokasi untuk melakukan inovasi.

Salah satunya dengan menjalin kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industri yang menjadi kunci dalam menyiapkan lulusan siap bersaing di industri global. 

"Seperti inilah yang saya inginkan. Saya ingin di kampus-kampus vokasi ada lokakarya (workshop) seperti ini, anak-anak betul-betul belajar dalam menjalankan bisnis,” ujar Wikan melalui keterangan tertulis, Senin (20/12/2021).

Hal tersebut diungkapkan oleh Wikan saat mengunjungi lokakarya yang digelar DTech Engginering di Akademi Teknik Wacana Manunggal yang berada di satu kompleks bangunan dengan SMK Nusa Persada, Salatiga.

Wikan mengungkapkan inovasi dilakukan SMK Nusa Persada, Salatiga dengan melakukan kolaborasi dengan perusahaan D Tech Enggineering menyelenggarakan proyek edukasi berkelanjutan.

Baca juga: Kemendikbudristek Minta Produk Hasil Karya Vokasi Dipasarkan ke Pasar Domestik

Melalui program ini, siswa lulusan SMK dapat belajar melanjutkan studi Diploma 3 (D-3) dan sekaligus menjalankan usaha produksi mesin.  

Yayasan Nusa Persada bersama dengan DTech Engineering telah membina beberapa lulusan pendidikan vokasi untuk belajar sekaligus berkarya melalui program Sustainable Education Project. 

"Ini adalah sebuah program yang sama-sama menguntungkan (win-win solution), di mana lulusan SMK belajar melanjutkan studi D3 sekaligus menjalankan usaha produksi mesin CNC dan suku cadang (spareparts) sepeda motor,” ucap Wikan. 

Dirinya mengaku bangga dan terkejut dengan adanya silicon valley yakni sebutan yang dikenal di luar negeri sebagai lokasi dengan laju perkembangan teknologi yang pesat. 

"Saya sudah hampir dua tahun menjabat sebagai Dirjen namun baru mengetahui ada semacam silicon valley ini di Salatiga (di SMK Nusa Persada),” ungkapnya.

“Seharusnya politeknik-politeknik negeri di Indonesia seperti ini. Inilah yang dinamakan kemitraan yang positif, tahun depan saya akan coba menyesuaikan kembali program dana padanan (matching fund) agar bisa digunakan untuk program semacam ini,” tambahnya.

Pendiri perusahaan D Tech Enggineering, Arfian Fuadi menuturkan program ini sebagai salah satu cita-cita yang dibangun perusahaannya untuk dapat mengangkat semangat anak bangsa dalam menciptakan inovasi-inovasi terbaru. 

Baca juga: Kemendikbudristek Bentuk Pokja Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Bidang Pendidikan

Ia mengisahkan bahwa di awal, perusahaannya murni melayani pesanan dari luar negeri, namun mulai tahun 2018 ia lebih menaruh perhatian kepada Indonesia. 

“Kami prihatin manakala pada tahun yang sama kami melihat Indeks Paten Indonesia yang hanya berjumlah 21, sedangkan yang kami setor untuk US PTO (United States Patent and Trademark Office’s) berjumlah 25. Kami kaget dan ingin berbuat sesuatu untuk Indonesia,” ungkap Arfian.

Arfian menyampaikan setiap tahun perusahaannya melatih kurang lebih 500 orang yang terdiri dari guru serta peserta didik.
 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved