Sabtu, 4 Oktober 2025

Muktamar NU

Perbincangan Muktamar NU, Jebakan Tokoh, dan Redupnya Perang Gagasan

Sayangnya, sebuah pemikiran yang diciptakan dari abstraksi umum, khususnya berbasis ketokohan seseorang, sangat rentan mendapat kritik tajam

Editor: Husein Sanusi
Istimewa
KH. Imam Jazuli, Lc. MA, alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015. 

Intinya, penulis hanya menyarankan bahwa topik pembicaraan jelang Muktamar sangatlah banyak. Pembicaraan yang terfokus pada pemilihan ketua umum sangat tidak produktif, karena di luar sana banyak sekali yang harus dipikirkan, seperti yang telah digagas oleh figur-figur besar, termasuk tentang upaya NU meraih kekuasaan di masa depan. Perbincangan Muktamar yang hanya berkutat tentang pemilihan ketua umum adalah jebakan tokoh yang dapat membonsai pemikiran kritis di sekitarnya muktamar. Padahal potensi NU sangat besar dan memberikan ruang wacana yang luas bagi mereka jauh lebih produktif dan positif dibanding hanya bicara tokoh-tokoh tertentu yang layak memimpin NU. Wallahu a'lam bis shawab.

Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved