Sabtu, 4 Oktober 2025

Virus Corona

Jokowi Minta Tingkatkan Kewasapadaan, Seberapa Mematikannya Varian Baru Covid-19 Omicron?

"Beberapa negara telah muncul varian baru, varian Omicron yang harus menambah kewaspadaan kita," tegas Jokowi.

Ketua Masyarakat Dokter Global Asosiasi Medis Dunia (WMA), Frank Ulrich Montgomery pun menyampaikan kekhawatirannya itu pada Sabtu  akhir pekan lalu. 

Ia menekankan pentingnya untuk tidak 'memberikan kesempatan bagi virus' untuk bermutasi lebih jauh.

"Demi mencapai ini, mungkin perlu untuk terus 'memvaksinasi dunia selama bertahun-tahun' yang akan datang," kata Montgomery.

Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (28/11/2021), efek mengerikan virus Ebola saat menginfeksi manusia, kata dia, dapat ditandingi oleh varian baru Covid-19 ini, mengacu pada varian Omicron.

Perlu diketahui, Ebola kali pertama ditemukan pada 1976 di Sudan Selatan dan Republik Demokratik Kongo.

Hingga saat ini, wabah tersebut merupakan yang paling mematikan, saat terjadi di Afrika Barat pada 2014 hingga 2016, Ebola telah merenggut lebih dari 11.000 nyawa.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit yang dibawa oleh virus ini menyebabkan penderitanya mengalami demam parah dan pendarahan internal, dengan tingkat kematian rata-rata mencapai sekitar 50 persen.

Sementara itu, beberapa strain Covid-19   telah menyebabkan kematian pada 90 persen dari semua kasus yang menakutkan.

Saat ditanya tentang situasi di tanah airnya, Jerman, Montgomery memperingatkan jumlah infeksi Covid-19 kemungkinan akan berlipat ganda dalam sepuluh hari mendatang.

Ia juga menyerukan pengenalan tindakan yang lebih ketat di negara itu, dan mendesak pihak berwenang untuk menutup semua pasar Natal dan melarang perayaan serta momen pelepasan kembang api yang memicu keramaian.

"Jika gelombang keempat Covid-19 masih belum mereda, penutupan dan pemberlakuan sistem penguncian (lockdown) pada bisnis nasional kemungkinan akan diperlukan," jelas Montgomery.

Montgomery menekankan bahwa setiap tindakan yang diambil saat ini hanya akan memiliki efek nyata dalam waktu dua minggu.

"Bersamaan dengan kampanye vaksinasi, penundaannya bisa selama enam minggu," katanya.

Prediksi suram ini muncul setelah penemuan strain Omicron baru di Afrika Selatan.

Pada Jumat lalu, WHO secara resmi telah menetapkan Omicron sebagai 'varian yang menjadi perhatian'.

Sedangkan para ilmuwan kini masih mempelajari varian baru ini, namun yang dikhawatirkan adalah bahwa varian yang sangat bermutasi ini berpotensi lebih menular dibandingkan pendahulunya, termasuk Delta.(Fransiskus Adhiyuda/Fitri Wulandari/Srihandriatmo Malau)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved