Mengenal Upacara Ngaben, Berikut Asal-usul, Tujuan dan Jenisnya
Ngaben merupakan prosesi upacara pembakaran jenazah atau kremasi. Berikut asal-usul Upacara Ngaben, tujuan dan jenisnya.
Badé dan patulangan memiliki ukuran dan bentuk beragam yang menunjukan status sosial almarhum.
Bahkan sejak tahun 2000-an muncul fenomena badé beroda.
Yakni badé yang dipasangi roda agar bisa didorong.
Badé beroda memungkinkan prosesi Ngaben menjadi lebih sederhana tanpa perlu banyak tenaga dan kelengkapan lain yang menelan banyak biaya.
Upacara Ngaben akan dimulai dengan arak-arakan.
Masing-masing keluarga membawa foto mendiang atau jasad yang akan diaben.
Bunyi gamelan Bali ikut mengiringi rombongan sampai ke lokasi Ngaben.

Setelah jasad diaben atau dibakar, sisa abu dari pembakaran dimasukkan ke dalam buah kelapa gading untuk dilarung ke laut atau sungai yang dianggap suci.
Bagi mereka yang belum memiliki biaya, jenazah biasanya dikuburkan terlebih dahulu.
Ngaben bisa dilakukan bertahun-tahun kemudian setelah keluarga almarhum memiliki cukup dana.
Upacara Ngaben massal atau kolektif juga bisa diadakan.
Pihak keluarga dapat melaksanakan ritual dengan membayar sejumlah uang atau bahkan gratis jika memang benar-benar tidak mampu.
Meski demikian, Ngaben massal tetap dilakukan tanpa menghilangkan esensi dari tradisi Ngaben itu sendiri.
Tujuan upacara Ngaben
Tujuan dari upacara Ngaben adalah mempercepat ragha sarira agar dapat kembali ke asalnya, yaitu panca maha buthadi alam ini dan bagi atma dapat cepat menuju alam pitra.