Kamis, 2 Oktober 2025

HUT Kemerdekaan RI

Bamsoet Sebut HUT ke-76 RI Jadi Momentum untuk Optimalkan Bonus Demografi Songsong 2045

Salah satu kunci keberhasilan Korea Selatan ada pada pengembangan sumberdaya manusia dan pemanfaatan periode bonus demografi secara optimal

Penulis: Reza Deni
Editor: Eko Sutriyanto
MPR RI
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo 

Sedangkan Brazil gagal memanfaatkan bonus demografi karena keterpurukan ekonomi, tergerusnya sumberdaya negara untuk jaring pengaman sosial dan pensiun, serta terabaikannya kualitas pendidikan, infrastruktur dan penyediaan lapangan pekerjaan.

"Untuk menghindari kemubaziran bonus demografi seperti yang dialami Afrika Selatan dan Brazil tersebut, kita harus menyadari, bahwa nilai kemanfaatan bonus demografi hanya dapat dioptimalkan apabila terpenuhi dua prasyarat. Pertama, jumlah usia produktif yang berlimpah adalah sumberdaya yang berkualitas. Kedua, adanya ketersediaan lapangan pekerjaan yang mampu menyerap tenaga kerja yang berlimpah," tandas Bamsoet.

Baca juga: Luhut akan Tutup Tempat Olahraga Outdoor yang Langgar Protokol Kesehatan

Bamsoet pu  memaparkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2020 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).

Di sana, terlihat jumlah penduduk berusia produktif lebih dari 191 juta jiwa, sekitar 64,5 juta jiwa di antaranya berusia 16 hingga 30 tahun.

Dari aspek latar belakang pendidikan, sebagian besar pemuda Indonesia (74,18 persen) lulusan sekolah menengah atas dan sekolah menengah pertama. Hanya 10,36 persen yang menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi.

"Dari aspek potensi ekonomi dan ketenagakerjaan, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pemuda Indonesia pada tahun 2020 juga belum optimal, yaitu sebesar 61,31 persen. Pada tahun 2020, BPS juga mencatat tingkat pengangguran terbuka pemuda Indonesia sebesar 15,23 persen. Artinya, dari setiap 100 angkatan kerja pemuda, terdapat sekitar 15 pemuda yang tidak, atau belum bekerja," papar Bamsoet.

Dia menekankan, melihat profil statistik Pemuda Indonesia tersebut, harus diakui masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

Peningkatan kompetensi pemuda sebagai sumberdaya pembangunan adalah prioritas utama, mengingat seiring laju perkembangan zaman, tantangan ke depan akan semakin kompleks dan dinamis. Apalagi saat ini, di tengah upaya mengejar laju modernitas zaman pada era revolusi industri 4.0, dan menyongsong era society 5.0.

"Menjadi kewajiban kita untuk mempersiapkan kehadiran generasi emas, yang akan menjadi tumpuan masa depan Indonesia. Generasi Emas yang kita ingin wujudkan bersama adalah generasi yang tidak saja kompeten, profesional, kreatif, inovatif, dan berdaya saing global," katanya.

"Namun terpenting adalah memiliki wawasan kebangsaan, yaitu generasi yang berhati Indonesia, dan berjiwa Pancasila," pungkas Bamsoet.
 

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved