Sabtu, 4 Oktober 2025

Migrasi Siaran TV Digital: Teknologi Canggih Didapat, Integrasi Nasional Diperkuat

Migrasi siaran televisi (TV) analog ke digital mampu memanjakan masyarakat dengan teknologi canggihnya dan menguatkan integrasi nasional.

Siaran Digital Indonesia
Migrasi siaran televisi analog ke tv digital. 

TRIBUNNEWS.COM - Migrasi siaran televisi (TV) analog ke siaran TV digital atau Analog Switch Off (ASO) di Indonesia direncanakan dimulai secara bertahap tahun ini.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menargetkan migrasi siaran TV digital akan selesai paling lambat pada 2 November 2022.

Masyarakat disebut bakal mendapat sejumlah manfaat dengan migrasi siaran TV digital.

Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Nuning Rodiyah, menyebut siaran TV digital akan menghadirkan gambar dan suara yang lebih jernih.

Tak cuma itu, masyarakat juga akan disuguhi teknologi yang canggih.

“Kecanggihan teknologi itu contohnya, dalam siaran TV analog kita tidak tahu program apa yang sedang tayang. Kalau TV digital kita tahu nama programnya,” ungkap Nuning saat dihubungi Tribunnews.com, beberapa waktu lalu.

Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Nuning Rodiyah
Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Nuning Rodiyah (Tribunnews/Istimewa)

Baca juga: Era Tayangan Beragam, Siaran TV Digital Memenuhinya

Selain itu, lanjut Nuning, bentuk kecanggihan siaran TV digital lainnya ialah akan memberikan sinopsis program yang sedang tayang.

“Nah, selain itu, kita bisa melihat program siaran tujuh hari ke depan, apa saja yang akan tayang,” ujar Nuning.

“Itu kenyamanan-kenyaman yang akan didapat penonton TV digital,” imbuhnya.

Meski menggunakan teknologi digital, siaran TV digital tidak menggunakan internet atau streaming.

Sehingga siaran digital dapat dinikmati secara gratis.

Baca juga: Migrasi ke TV Digital: Hadirkan Siaran Berkualitas yang Gratis untuk Publik

Integrasi Nasional

Tak cuma soal kenyamanan yang akan didapat penonton, Nuning juga menyebut TV digital dapat menjaga integrasi nasional Indonesia.

Khususnya, bagi masyarakat di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) yang berbatasan dengan negara sahabat.

Diketahui, mayoritas masyarakat saat ini masih memakai TV analog yang identik dengan penggunaan frekuensi radio 700 Megahertz (MHz).

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved