Duta Besar Indonesia
Fadjroel Sebut Tugas Dubes Sebagai Anugerah, Pengamat: Itu Hanya Pilihan Diksi Saja
Pengamat Emrus menduga bahwa apa yang akan dijabat Fadjroel nanti lebih baik ketimbang saat menjadi Juru Bicara Presiden Joko Widodo.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing menilai soal Fadjroel Rachman yang mengatakan bahwa penunjukkannya sebagai Duta Besar Indonesia untuk Kazakhstan adalah anugerah.
"Itu hanya pilihan diksi yang ada dalam pikirannya," kata Emrus saat dihubungi, Selasa (29/6/2021).
Emrus menduga bahwa apa yang akan dijabat Fadjroel nanti lebih baik ketimbang saat menjadi Juru Bicara Presiden Joko Widodo.
"Nah, apakah yang sebelumnya ada kekurangan atau apa, itu saya tidak bisa berpendapat demikian. Tapi ada fakta bahwa background dia kan memang bukan komunikolog atau praktisi komunikasi. Dia kan mantan aktivis," tambahnya.
Sehingga menurutnya, terlepas dari soal kekurangan Fadjroel sebagai jubir, Emrus mengatakan posisi sebagai dubes menjadi hal yang pas.
"Aktivis itu kan punya pendekatan untuk bagaimana bisa menjalin kerja sama dengan pihak lain, merangkul, membuat social movement, menyatukan sesuatu, itu kan bagaimana salah satu kriterianya," pungkas Emrus.
Baca juga: Fadjroel Rachman: Presiden Jokowi Itu Sikapnya Sangat Hangat, Bersahabat dan Menghargai Siapapun
Diketahui, Presiden Jokowi telah mengirimkan daftar nama 33 calon duta besar (Dubes) RI di sejumlah negara sahabat kepada DPR RI.
Dari 33 kandidat Dubes tersebut, ada nama Juru Bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman.
Melalui daftar itu, Fadjroel ditempatkan menjadi dubes RI untuk Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan, berkedudukan di Nur-Sultan.
Tribunnews.com mengkonfirmasi kabar itu kepada Fadjroel.
Ia pun tak membantah kabar penunjukan dirinya tersebut.
Ia mengatakan, bahwa apa pun tugas yang diberikan oleh Presiden Jokowi merupakan sebuah anugerah yang tak ternilai.
"Apa pun tugas negara yang diarahkan Presiden Joko Widodo kepada saya adalah anugerah tak ternilai," kata Fadjroel Rachman kepada Tribunnews.com, Jumat (25/6/2021).

Fadjroel menambahkan, bahwa tugas negara merupakan tugas mulia untuk memajukan kejayaan Bangsa Indonesia.
"Karena tugas negara adalah tugas mulia, di mana pun, untuk kejayaan negara dan bangsa menuju Indonesia Maju," tambahnya.
Diketahui, Fadjroel Rachman ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai Juru Bicara Presiden pada Oktober 2019 lalu.
Hal itu bertepatan saat Presiden mengumumkan susunan menteri Kabinet Indonesia Maju.
Dikabarkan sebelumnya, beredar daftar nama 33 calon duta besar (Dubes) RI di sejumlah negara sahabat.
Nama mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus pun hilang dalam daftar tersebut.
Baca juga: Fadjroel: Saya Tetap Jubir Sampai Presiden Jokowi Melantik Saya Jadi Dubes Kazakhstan-Tajikistan
Berikut nama 33 calon duta besar (Dubes) RI di sejumlah negara sahabat yang diajukan Presiden Jokowi ke DPR RI.
1. Ade Padmo Sarwono.
Untuk Kerajaan Yordania Hashimiah merangkap Palestina, berkedudukan di Amman.
2. Bebeb A.K. Djundjunan.
Untuk Republik Yunani, berkedudukan di Athena.
3. Tatang B.U. Razak.
Untuk Republik Kolombia merangkap Antigua dan Barbuda, Barbados dan Federasi Saint Kitts dan Nevis, berkedudukan di Bogota.
4. Pribadi Sutiono.
Untuk Republik Slowakia, berkedudukan di Bratislava.
5. Siswo Pramono.
Untuk Australia merangkap Republik Vanuatu, berkedudukan di Canberra.
Baca juga: Fakta Covid-19 Menggila di Bogor, ASN WFH Sepekan, Penjual Oksigen Buka 24 Jam
6. Triyogo Jatmiko.
Untuk Republik Persatuan Tanzania, merangkap Republik Burundi dan Republik Rwanda, berkedudukan di Dar Es Salaam.
7. Heru Subolo.
Untuk Republik Rakyat Bangladesh merangkap Republik Demokratik Federal Nepal, berkedudukan di Dhaka.
8. Okto Dorinus Manik.
Untuk Republik Demokratik Timor-Leste, berkedudukan di Dili.
9. Mayjen TNI Gina Yoginda.
Untuk Republik Islam Afghanistan, berkedudukan di Kabul.
10. Sunarko.
Untuk Republik Sudan, berkedudukan di Khartoum.
Baca juga: Pakai Kaos Turn Back Crime, 3 Polisi Gadungan Peras Sopir Angkot yang Berjudi
11. Dewi Tobing.
Untuk Sri Lanka merangkap Republik Maladewa, berkedudukan di Kolombo.
12. Lena Maryana Mukti.
Untuk Kuwait, berkedudukan di Kuwait City.
13. Ghafur Akbar Dharmaputra.
Untuk Ukraina merangkap Republik Armenia, dan Georgia, berkedudukan di Kyiv.
14. Rudy Alfonso.
Untuk Republik Portugal, berkedudukan di Lisabon.
15. Muhammad Najib.
Untuk Kerajaan Spanyol merangkap United Nations World Tourism Organization (UNWTO) berkedudukan di Madrid.
16. Ardi Hermawan.
Untuk Kerajaan Bahrain, berkedudukan di Manama.
17. Agus Widjojo.
Untuk Republik Filipina merangkap Republik Kepulauan Marshall Islands dan Republik Palau, berkedudukan di Manila.
18. Ina Hagniningtyas Krisnamurthi.
Untuk Republik India merangkap Kerajaan Bhutan, berkedudukan di New Delhi.
19. Fadjroel Rachman.
Untuk Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan, berkedudukan di Nur-Sultan.
Baca juga: Warga dan Pengelola RS Berburu Tabung Oksigen di Pasar Pramuka
20. Daniel TS Simanjuntak.
Untuk Kanada merangkap International Civil Aviation Organization (ICAO), berkedudukan di Ottawa.
21. Mohamad Oemar.
Untuk Prancis merangkap Kepangeranan Andorra, Kepangeranan Monako, dan United Nations Education, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), berkedudukan di Paris.
22. Abdul Aziz.
Untuk Kerajaan Arab Saudi merangkap Organization of Islamic Cooperation (OIC), berkedudukan di Riyadh.
23. Muhammad Prakosa.
Untuk Italia merangkap Republik Malta, Republik Siprus, Republik San Marino, Food and Agriculture Organization (FAO), International Fund and Agricultural Development (IFAD), World Food Programme (WFP), dan International Institute for the Unification of Private Law (UNIDROIT), dan berkedudukan di Roma.
24. Gandi Sulistiyanto Soeherman.
Untuk Republik Korea, berkedudukan di Seoul.
25. Zuhairi Misrawi.
Untuk Republik Tunisia, berkedudukan di Tunis.
26. Anita Lidya Luhulima.
Untuk Republik Polandia, berkedudukan di Warsawa.
27. Rosan Perkasa Roeslani.
Untuk Amerika Serikat, berkedudukan di Washington D.C.
28. Fientje Suebu.
Untuk Selandia Baru merangkap Samoa, Kerajaan Tonga, dan Kepulauan Cook dan Niue, berkedudukan di Wellington.
Baca juga: 30 Tahanan di Polsek Jatinegara Positif Corona, Anggota Polri Juga Tertular, Pelayanan Sempat Tutup
29. Damos Dumoli Agusman.
Untuk Republik Austria merangkap Republik Slovenia, United Nations Office at Vienna (UNOV) yang terdiri dari United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), United Nations Commission on International Trade Law (UNCITRAL), United Nations Office for Outer Space Affairs (UNOOSA), United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), International Atomic Energy Agency (IAEA), Preparatory Commission for the Comprehensive Nuclear-TestBan Treaty Organization (CTBTO), OPEC Fund for International Development (OFID) dan International Anti-Corruption Academy (IACA), berkedudukan di Wina.
30. Suwartini Wirta.
Untuk Republik Kroasia, berkedudukan di Zagreb.
31. Derry M.I. Amman.
Untuk Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk Association of Southeast Asian Nation (ASEAN), berkedudukan di Jakarta.
32. Arrmanatha Nasir.
Untuk Perserikatan Bangsa Bangsa dan Organisasi-organisasi Internasional Lainnya, berkedudukan di New York.
33. Febrian A. Ruddyard.
Untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, World Trade Organization (WTO), dan Organisasi-organisasi Internasional Lainnya di Jenewa, berkedudukan di Jenewa.