Senin, 6 Oktober 2025

Novel Baswedan, Febri Diansyah, dan Beberapa Pegawai KPK Gagal TWK Disusupkan Ke Grup Bitcoin

Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan dan eks Juru Bicara KPK Febri Diansyah, disusupkan ke grup investasi bitcoin.

Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Eks Juru Bicara KPK Febri Diansyah. 

Nomor telepon keduanya tiba-tiba muncul pada akun Telegram secara bersamaan, Kamis (20/5/2021) malam.

Novel pun mengakui nomor telepon miliknya diretas ke dalam akun telegram.

Secara bersamaan, kontak keduanya yakni Novel dan Sujanarko muncul di akun Telegram.

Baca juga: Mahfud MD Bongkar Ada yang Tak Suka Novel Baswedan, Sosoknya Dituding Politis, Siapa yang Dimaksud?

“Iya mas, saya (Novel Baswedan) dan Pak Sujanarko,” kata Novel.

Senada juga disampaikan Sujanarko.

Pria yang karib disapa Koko ini mengatakan, dirinya tidak mempunyai akun Telegram.

“Akun Telegram atas nama Sujanarko juga dibajak per jam 20.31 WIB. Ini bukan Pak Koko yang pegang, Pak Koko nggak pakai Telegram,” kata Koko.

Koko khawatir peretasan itu berdampak buruk kepada rekan-rekan lain yang tidak mengetahui, kalau dirinya tidak menggunakan akun Telegram.

Karena itu, dia meminta agar tidak menghubungi dirinya melalui Telegram.

“Kasih tahu teman-teman lain ya, siapa tahu disalahgunakan,” imbau Koko.

Bahkan delapan peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) juga pernah mengalami peretasan.

ICW memang belakangan ini giat membela 75 pegawai KPK yang gagal menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui mekanisme TWK.

grup investasi bitcoin di aplikasi Telegram oleh peretas
Penyidik senior KPK Novel Baswedan, eks Juru Bicara KPK Febri Diansyah, serta sejumlah pegawai KPK gagal TWKdisusupkan ke grup investasi bitcoin di aplikasi Telegram oleh peretas, Minggu (20/6/2021) pagi.

Wana Alamsyah peneliti dari ICW menjelaskan, salah satu pola dugaan upaya peretasan ini dimulai saat seorang rekannya dihubungi oleh nomor tak dikenal dengan kode area telepon Amerika Serikat.

Setelah itu, akun WhatsApp salah satu rekannya itu tidak lagi bisa diakses.

“Dari delapan orang ini, empat orang di antaranya WA masih teretas, masih di take over, dua di antaranya sudah dipulihkan dan dua lainnya itu percobaan,” kata Wana, Senin (17/5/2021).

Ia menduga, peretas menggandakan nomor telepon tersebut.

Kendati demikian, dia tidak mengetahui siapa pelaku yang meretas akun WhatsApp para peneliti ICW.

“Dugaannya seperti itu (digandakan) karena dihubungi berkali-kali dan di SMS pun yang bersangkutan tidak menerima SMS. Kemudian dicoba telepon ke call center, tapi call center bilang enggak ada masalah apa-apa,” kata Wana.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved