Virus Corona
Kasus Covid-19 Melonjak, Luhut Pandjaitan Minta Masyarakat Merenung: Ini Kesalahan Kita Ramai-ramai
Luhut Binsar Panjaitan menyebut naikknya kasus Covid-19 di Indonesia disebabkan kesalahan kita ramai-ramai.
"Untuk orang-orang yang suka impor atau para importir, anda kan bisa bikin pabriknya di dalam negeri, investasi."
"Masa mau makan dari impor terus, sampai kapan kita mau begini," ungkap Menteria Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat diskusi virtual, Selasa (15/6/2021), dikutip dari Warta Kota.
Menurut Luhut, pemerintah saat ini terus menggaungkan Belanja Produk Dalam Negeri dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI).

"Untuk itu perlu aksi afirmatif oleh pemerintah untuk meningkatkan belanja Alkes dalam negeri, minimal Rp 6,5 triliun untuk 5.462 barang untuk tahun anggaran 2021 melalui e-katalog," ungkapnya.
Indonesia sendiri saat ini telah memproduksi sebanyak 358 jenis Alkes, dimana sebanyak 79 jenis sudah mampu menggantikan produk impor untuk kebutuhan nasional.
Kemudian, ada sebanyak 5.462 Alkes impor yang sudah tersubstitusi produk dalam negeri sejenis dan akan dialihkan untuk belanja produk dalam negeri melalui e-katalog.
Baca juga: Menkes: Presiden Jokowi Minta Protokol Kesehatan Makan Bersama Diperketat
"Selain itu perlu peningkatan kapasitas produksi Alkes dalam negeri. Dua minggu lalu kami dengan Menteri Kesehatan pergi ke Korea."
"Kemarin saya juga ke Tiongkok bersama Wakil Menteri Kesehatan melihat betapa banyaknya kita impor alat kesehatan yang mana bisa kita produksi dalam negeri," ucapnya.
Menurut Luhut, Presiden telah memberi arahan untuk lebih banyak menggunakan produk dalam negeri dengan memindahkan atau mengundang investor untuk masuk ke Indonesia.

"Contoh seperti alat USG, kita butuh 12.000 unit, kita pikir ngapain impor, bikin saja pabriknya di sini."
"Mereka (perusahaan) sudah mau dan Presiden memerintahkan tidak ada impor barang-barang seperti itu," jelasnya.
Presiden Joko Widodo juga dikabarkan sudah meminta adanya perbaikan undang-undang mengenai Alkes.
Luhut menyebut, dana belanja Alkes yang dikeluarkan hampir Rp 490 triliun setiap tahun, jika kita sekarang bisa hemat Rp 200 triliun - Rp 300 triliun setiap tahun itu sama investasi 25 miliar dolar AS pertahun.
Baca juga: Mendagri: Ada Kelalaian Protokol Kesehatan Terkait Kenaikan Kasus Covid-19
"Jadi kita bisa bayangkan berapa pemborosan kita begitu tinggi. Dengan gerakan BBI kita bisa mendorong. Pemerintah akan terus mendorong investasi dan meningkatkan kapasitas," kata Luhut.
Pemerintah juga akan lebih ketat memantau belanja rumah sakit untuk penggunaan produk dalam negeri melalui Pengadaan Barang/Jasa oleh LKPP.