Minggu, 5 Oktober 2025

Kepala BP2MI Teteskan Air Mata Saat Jemput Kepulangan Tiga Pekerja Migran Sakit dari Taiwan

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdhani meneteskan air mata saat menjemput kepulangan tiga pekerja migran Indonesia.

Humas BP2MI
Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdhani sempat meneteskan air mata saat menjemput kepulangan tiga Pekerja Migran yang mengalami sakit dari Taiwan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang Banten, Jumat (19/2/2021). / Humas BP2MI 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdhani meneteskan air mata saat menjemput kepulangan tiga pekerja migran yang mengalami sakit di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang Banten.

Diketahui ketika pekerja migran Indonesia (PMI) tersebut sebelumnya bekerja di Taiwan.

Benny Ramdhani mengatakan kepada ketiga pekerja migran yang sakit agar cepat sehat kembali.

Setibanya di Tanah Air ketiga pekerja migran tersebut langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Jakarta dan diantar langsung Kepala BP2MI Benny Ramdhani untuk perawatan lebih lanjut.

Baca juga: Eni TKW Dari Indramayu Alami Stroke dan Kanker Stadium 4 di Taiwan, Hari Ini Dijemput BP2MI

"Bapak Ibu tidak usah khawatir soal biaya perawatan, semua sudah dibiayai oleh negara. Saya ingin Bapak Ibu sehat cepat sehat agar bisa berkumpul kembali dengan keluarga di rumah," kata Benny Ramdhani kepada tiga pekerja migran sambil menitiskan air matanya di Lounge PMI Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Jumat (19/2/2021).

Benny menambahkan, para pekerja migran tersebut merupakan pahlawan devisa dan pemerintah harus memberikan perlakuan hormat kepada mereka.
Menurut Benny dahulu pekerja migran banyak terlantar.

Namun, sejak ada lounge PMI yang diresmikan 18 Desember 2020, para PMI yang pulang bisa menikmati lounge, jalur cepat, dan berbagai fasilitasi lainnya di Bandara Soekarno Hatta.

Baca juga: Kepala BP2MI Kenang Sosok Gus Dur yang Berkali-kali Selamatkan Pekerja Migran Indonesia

"Semua PMI berhak menikmati ini. Agar tidak berdesakan dan antri panjang. Mereka juga bisa beristirahat di lounge sambil menunggu keluarga yang menjemput," jelasnya.

Adapun data ketiga PMI sakit tersebut, pertama Eni Neni Waryuni, asal Indramayu Jawa Barat.

Eni mengalami sakit kanker payudara stadium.

Ia telah menjalani perawatan dan kemoterapi di EDCH Hospital, sejak 23-25 November 2020 dan 7 Desember 2020 serta 16-22 Januari 2021.

Sejak mengalami sakit dan menjalani kemoterapi rutin, PMI ditampung di Taiwan Labor Rights Care Association (LCC) Kaohsiung.

Baca juga: Kepala BP2MI Janji Bantu Pemenuhan Hak Gaji Belasan ABK WNI di Kapal China

PMI juga telah menerima seluruh hak-haknya dan biaya kepulangannya ditanggung oleh pengguna.

Eni berharap, setibanya di Indonesia dapat melakukan isolasi mandiri di rumah atau melakukan perawatan lanjutan.

PMI sakit lainnya Siti Sumarni asal Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Ia mengalami sakit Acute Myeloid Lymphoma (AML) atau Leukimia Myeloid Akut.

PMI Siti telah menjalani perawatan dan kemoterapi di National Taiwan University Hospital selama 55 hari, sejak 23 Desember 2020-17 Februari 2021.

Selama menjalani perawatan, PMI telah melakukan 6 kali tindakan medis.

Pada 17 Februari 2021, Siti diperbolehkan meninggalkan rumah sakit dan melakukan persiapan kepulangan ke Indonesia.

Ia juga telah menerima seluruh hak-haknya dan biaya kepulangannya ditanggung pengguna.

PMI ketiga atas nama Arif Hidayat asal Planjan Kesugihan, Cilacap, Jawa Tengah.

Arif yang bekerja di Home Industry pembuatan tangki air mengalami sakit luka bakar.

Kejadian tangki terbakar berawal ketika Arif sedang melakukan pengecatan bagian dalam tangki.

Tiba-tiba yang bersangkutan pingsan di dalam tangki karena menghirup aroma cat dalam waktu yang lama.

Saat itu juga, majikan mencoba membantu dengan masuk ke dalam tangki, tetapi ikut pingsan.

Meskipun, rekan pekerja membantu menolong dengan mengelas tangki untuk membuat lubang, tetapi percikan api mengenai campuran cat yang mengakibatkan tangki meledak.

Arif dan majikannya langsung dibawa ke Kaohsiung Hospital untuk mendapatkan perawatan.

Luka bakar Arif Hidayat 47 persen sedangkan majikannya 80 persen.

Selang seminggu, tepatnya 17 Oktober, Arif Hidayat dipindahkan ke RS NCKU di Taiwan dan telah menerima tindakan medis berita operasi pembersihan kulit sebanyak 3 kali.

Majikan telah membayarkan sebesar NTD 500.000 untuk biaya Arif selama di RS Tawian.

Selanjutnya Arif dipindah ke shelter khusus WNIO KDEI Taipei dengan menjalani rawat jalan sampai dipulangkan ke Indonesia.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved