Sabtu, 4 Oktober 2025

Gejolak di Partai Demokrat

Istana Tak Jawab Surat AHY, Pengamat Nilai Isu Kudeta Demokrat Bisa Terus Menyerang Jokowi

Dikhawatirkan, isu kudeta Partai Demokrat ini akan terus menyerang Presiden Jokowi jika tak ada penjelasan dari Istana.

KOMPAS.com Kristianto Purnomo / Biro Pers Istana Kepresidenan Rusman
Moeldoko dan AHY. Sikap Istana Presiden yang tak menjawab surat yang dikirim Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono mendapat sorotan dari sejumlah pihak. 

Ia mengingatkan bahwa isu ini bisa terus menyerang Presiden jika tidak dijawab, terlebih hal ini bisa membuat citra Presiden menjadi buruk.

"Jangan sampai Pak Jokowi direcoki oleh orang-orang dekatnya sehingga citranya menjadi buruk, kalau hal ini tidak dijawab secara normatif maka isu ini bisa terus menyerang Pak Jokowi," kata Ujang.

"Jadi kalau isunya dibiarkan, ke depannya akan terus dituduh oleh publik bahwa melakukan tindakan intervensi walaupun kenyataannya kita tidak tahu apakah hanya sekedar dicatut orang dekatnya itu," jelasnya.

Baca juga: Popularitas Moeldoko Diprediksi Naik Gara-gara Isu Kudeta Demokrat

Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengungkapkan dirinya telah mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (1/2/2021) pagi.

Tujuan AHY menyurati Jokowi ialah untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi terkait informasi adanya gerakan politik inkonstutional yang bermaksud untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa.

Berdasar informasi yang didapat, AHY menyebut ada keterlibatan sejumlah nama di lingkup pemerintahan Kabinet indonesia Maju.

"Tadi pagi, saya telah mengirimkan surat secara resmi kepada Yang Terhormat Bapak Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi dari beliau terkait kebenaran berita yang kami dapatkan ini," ungkap AHY dalam konferensi pers di Taman Politik DPP Demokrat, Senin, dikutip dari kanal YouTube AHY.

Dalam paparan AHY, informasi adanya gerakan politik yang ingin mengambil alih kepemimpinan Demokrat didapatkannya dari laporan pimpinan dan kader Demokrat baik pusat maupun cabang.

"Adanya gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa, yang tentu mengancam kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat," kata AHY.

Baca juga: Pidato Lengkap AHY Soal Rencana Kudeta Partai Demokrat, Libatkan 5 Orang Termasuk Pejabat

Baca juga: Mau Dikudeta Lingkaran Jokowi dari Ketum Demokrat, AHY: Untuk Kendaraan Politik Nyapres 2024

Terdiri dari 5 Orang

Lebih lanjut AHY menyatakan, menurut kesaksian dan testimoni banyak pihak yang didapatkan, gerakan itu melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Jokowi.

AHY menyebut, gerakan tersebut terdiri dari kader secara fungsional, mantan kader dan non-kader.

Gabungan dari pelaku gerakan itu ada 5 (lima) orang.

Terdiri dari satu kader Demokrat aktif dan satu kader yang sudah enam tahun tidak aktif.

Kemudian, satu mantan kader yang sudah sembilan tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai karena menjalani hukuman akibat korupsi.

Baca juga: Rencana Pemilu 2024, Legislator Demokrat Ingatkan Soal Jatuhnya Korban Penyelenggara Pemilu di 2019 

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved