Gempa di Sulawesi Barat
Helikopter Chinook BNPB Distribusikan Bantuan ke Desa Terdampak Gempa Sulbar
Distribusi melalui Chinook berlangsung pada hari ini, Jumat (29/1/2021) dari Bandar Udara Tampa Padang.
Penulis:
Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor:
Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Helikopter berjenis Chinook yang dioperasikan BNPB berhasil mendaratkan bantuan dengan berat total 8 ton di dua desa terdampak gempa M6,2.
Kedua desa, Desa Kalobang dan Lemo-lemo, merupakan desa terisolir yang berada di Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar).
Distribusi melalui Chinook berlangsung pada hari ini, Jumat (29/1/2021) dari Bandar Udara Tampa Padang.
Baca juga: BNPB Datangkan Helikopter Chinook untuk Bantu Penanganan Bencana
Setelah menunggu cuaca kondusif, helikopter berbadan besar dengan dua baling-baling akhirnya terbang dengan mengangkut muatan hingga 4 ton.
Pendistribusian bantuan menggunakan teknik precision long line atau menggantungkan bantuan dengan tali sepanjang beberapa meter.
Ketika bantuan telah menyentuh tanah, pengait dilepas oleh tiga petugas Satuan Tugas (Satgas) TNI AU yang sudah bersiap.
Dengan sigap setelah bantuan dikeluarkan dari jaring, petugas kembali mengaitkan ke tali yang dibawa Chinook.
Pengiriman bantuan yang dilakukan pertama kali ditujukan ke Desa Kalobang yang memang terisolir pascagempa. Selanjutnya Chinook kembali ke Bandar Udara Tampa Padang untuk mengangkut bantuan berikutnya.
Baca juga: Menko PMK: Terima Kasih BNPB Telah Kerahkan 4 Helikopter Ke Daerah Terisolir Pascagempa Sulbar
Tanpa harus mendarat, helikopter tetap berputar di udara. Personel Satgas TNI AU yang sigap kembali mengaitkan bantuan seberat 4 ton ke tali. Sekejap helikopter Chinook mengudara dan menghilang dari pandangan mata.
Bantuan diangkut menuju Desa Lemo-Lemo, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju Tengah.
Sebelum bantuan tiba di wilayah itu, ketiga petugas tadi terlebih dulu diangkut dengan helikopter berbeda menuju Desa Lemo-Lemo.
Helikopter berjenis Eurocopter (EC) ini mengangkut tiga personel Satgas TNI AU, personel BNPB, seorang wartawan dan teknisi. Mereka pun melakukan hal serupa, membuka pengait dan jaring.
Setelah jaring terbuka, masyarakat yang telah siap segera memindahkan barang-barang bantuan dari jaring. Masyarakat melakukannya dengan bergotong royong.
Pengiriman melalui helikopter ini sangat efisien dari segi waktu karena lokasi desa yang sulit diakses dengan transportasi darat. Di samping itu, dengan sekali pengiriman, kapasitas jumlah bantuan dapat dioptimalkan dengan sekali kirim seberat 4 ton.
Pemanfaatan teknis precision long line digunakan karena tidak ada lokasi di wilayah terdampak yang memungkinakan pendaratan helikopter berbadan besar Chinook.