Sabtu, 4 Oktober 2025

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Ingat Momen Bahagia Sebelum Orangtua dan Adiknya Pulang ke Pontianak, Irfansyah Kini Diliputi Sepi

Irfansyah diliputi perasaan sedih dan kehilangan. ia berusaha ikhlas bahwa yang terjadi merupakan takdir.

Editor: Willem Jonata
Tribunnews/Irwan Rismawan
Petugas membawa kantong jenazah berisi bagian tubuh korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta Utara, Senin (11/1/2021). Tim SAR gabungan pencarian korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hingga Senin (11/1/2021) sore telah berhasil membawa 14 kantong jenazah berisi bagian tubuh korban. Tribunnews/Irwan Rismawan 

TRIBUNNEWS.COM - Irfansyah diliputi perasaan sedih dan kehilangan. Orangtua dan adiknya menjadi korban tragedi pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Namun, ia berusaha ikhlas bahwa yang terjadi merupakan takdir.

"Kalau ada sesuatu yang bisa saya lakukan buat bikin mereka kembali, saya lakukan. api enggak mungkin, ini sudah takdir Allah," ucap Irfansyah.

Irfan bercerita, orangtua dan adiknya menjadi penumpang di pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang hilang kontak, Sabtu (9/1/2021).

Pria ini membantu semua persiapan orangtua dan adiknya pulang ke Pontinak.

Mulai dari mengantar ke Bandara Soekarno Hatta sampai urusan bagasi.

Baca juga: Barang Belanjaan Sampai Duluan di Pontianak, Sang Ibu Ungkap Rencana Syifa Mila Bisnis Kuliner

Kabar duka ini sungguh membuat hati Irfan hancur.

Irfan mengingat momen bahagia sebelum orangtua dan adiknya tersebut pulang ke Pontianak.

"Kami jalan-jalan, makan, senang-senang, sekarang baru kerasa."

"Sampai rumah kosong, enggak ada siapa-siapa sepi. Bener-bener enggak bisa digambarin lagi," tutur Irfan menangis dikutip TribunJakarta.com di YouTube Beepdo.com.

Petugas mengevakuasi kantung jenazah berisi serpihan pesawat dan bagian tubuh di Dermaga JICT II, Minggu (10/1/2021).
Petugas mengevakuasi kantung jenazah berisi serpihan pesawat dan bagian tubuh di Dermaga JICT II, Minggu (10/1/2021). (Tribun Jakarta/ Dwi Putra Kesuma)

Tak hanya itu, Irfan menangis kala mengingat perpisahan sang adik, Ratih Winandia di bandara sebelum menaiki pesawat terseut.

"Dia dadah, pulang dulu ya. Itu saja," ucap Irfan menangis.

Irfan bahkan memeragakan lambaian tangan Ratih sesaat sebelum berjalan masuk ke pesawat Sriwijaya Air.

Mendengar cerita pilu Irfan, terdengar pewarta menyampaikan bela sungkawanya.

Halaman
123
Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved