Minggu, 5 Oktober 2025

Kembali ke Jakarta, Risma Pilih Gunakan Jalur Darat dari Surabaya dan Terungkap Alasannya

Bersama rombongan Kementerian Sosial di tempat ini menyerahkan bantuan kepada penyandang disabilitas berupa kursi roda, walker, dan kruk.

Editor: Eko Sutriyanto
Tangkap layar YouTube Kompas TV
Tri Rismaharini akan menciptakan sistem elektronik untuk mencegah penyalahgunaan anggaran di lingkungan Kementerian Sosial. 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA -  Tri Rismaharini mulai besok sudah mulai kerja di Jakarta.

Risma yang beberapa hari terakhir di Surabayaa memilih menggunakan jalur darat menuju Jakarta.

Alasan, ia bisa sambil mengecek kondisi desa-desa yang butuh bantuan.

Risma mampir ke Ponorogo, tepatnya di Desa Krebet, Kecamatan Jambon.

Bersama rombongan Kementerian Sosial di tempat ini menyerahkan bantuan kepada penyandang disabilitas berupa kursi roda, walker, dan kruk.

Kemudian bantuan alat pelindung diri (APD), alat peraga edukasi, sembako, alat peraga edukasi, peralatan belajar anak, sheltered workshop, layanan home care dan day care, dan sebagainya.

Risma juga  membawa bantuan sambel goreng tempe yang dibeli dari industri rumahan di kawaan Doly Surabaya yang sudah berganti rupa menjadi pemukiman warga.

Kepada para penyandang disabilitas yang mendapatkan program pemberdayaan dengan pemberian layanan vokasional, Risma berkomitmen untuk meningkatkan kemandirian para penyandang disabilitas intelektual.

Baca juga: Mensos Risma Siap Berkantor di Jakarta Mulai Senin

“Mereka harus punya kemandirian dengan perlahan mengurangi ketergantungan kepada orang lain. Saya juga bawa bibit lele, nanti kita lihat progress-nya. Kalau ini bagus bisa diberdayakan untuk yang lain. Memang berat. Tapi harus dilakukan,” kata Risma, Minggu (27/12/2020).

Dijelaskan Risma, bantuan yang dimaksud bukan bertujuan charity, melainkan memilik aspek berkelanjutan.

Menteri Sosial Tri Rismaharini (Risma) menyerahkan bantuan ke warga desa yang dijumpainya saat perjalanan dari Surabaya ke Jakarta, Minggu (27/12/2020)
Menteri Sosial Tri Rismaharini (Risma) menyerahkan bantuan ke warga desa yang dijumpainya saat perjalanan dari Surabaya ke Jakarta, Minggu (27/12/2020) (Kementerian Sosial)

Selain itu, Risma mengaku sudah berkomunikasi dengan berbagai pihak, salah satunya dengan Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan penanganan medis bagi para penyandang disabilitas.

“Dari Kementerian Kesehatan perlu kami mendapatkan dukungan medis. Nah ini kan tidak di sini saja. Saya juga mengamati di daerah-daerah lain di Indonesia,” katanya.

Baca juga: Bansos Tahun 2021 Beda dengan Bansos 2020, Ini Penjelasan Risma

Untuk menangani fenomena banyaknya penyandang disabilitas intelektual, Risma mengaku sudah menghubungi sejumlah rektor berbagai universitas.

Hal itu dilakukan Risma sebagai Menteri Sosial untuk mendapatkan pandangan secara antropologis sebelum mengeluarkan kebijakan untuk para penyandang disabilitas.

Pilihan menggunakan jalur darat bukan tanpa alasan.

Dengan menggunakan jalur darat, kata Risma, dia bisa berhenti kapanpun, termasuk untuk turun ke desa-desa mengecek langsung desa mana yang memerlukan bantuan langsung dari Kemensos.

“Sekalian melakukan pengecekan pada daerah-daerah yang memerlukan bantuan,” kata Risma.

Minta Kendaraan Pengawalan di Belakang 

Menteri Sosial Tri Rismaharini mewanti-wanti rombongan kendaraan pengawalan voorijder agar mengambil posisi di belakangnya.

Risma mengatakan dirinya kerap blusukan secara tiba-tiba, ketika melihat ada orang yang kesusahan di pinggir jalan.

Kegiatan ini kerap dilakukan oleh Risma selama menjabat Wali Kota Surabaya, dan akan dilakukannya selama menjadi Mensos.

"Saya ngomong nanti voorijder-nya di belakang. Kenapa?"

"Soalnya saya kalau lihat sesuatu saya berhenti."

"Pernah di sini saya sampai muter tiga kali."

"Orang itu kenapa ya? Tidur deket sampah. Muter sampai 3 kali aku enggak kuat, enggak bisa, aku turun. Kenapa?"

"Ternyata dia kelaparan," ujar Risma dalam sambutannya pada acara sertijab Menteri Sosial di Kantor Kemensos, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (23/12/2020).

Risma menceritakan, kendaraan voorijder kerap meninggalkannya saat dirinya tiba-tiba berhenti di tengah jalan untuk blusukan sehingga, dirinya meminta agar kendaraan voorijder berada di belakang, demi menyesuaikan pergerakan dirinya saat blusukan.

"Makanya nanti kalau voorijder-nya di depan, saya berhenti, ketinggalan voorijder-nya."

"Ini karena memang saya tidak mau berubah. Saya pengin tetap jadi Risma," ucapnya. (*/kompas.tv)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Minta Voorijder Kawal dari Belakang, Menteri Sosial Tri Rismaharini: Saya Pengin Tetap Jadi Risma dan  Mampir ke Desa-desa Sepanjang Perjalanan Surabaya-Jakarta, Risma Bawa Sambel Goreng Tempe

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved