Minggu, 5 Oktober 2025

Hetty Andika Perkasa Apresiasi Pelestarian Budaya Tari Sintren oleh Warga Desa Drunten Indramayu

Hetty Andika Perkasa menyaksikan kesenian tradisional tari Sintren di wilayah Desa Drunten, Kecamatan Gabus Wetan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
Capture Chanel Youtube TNI AD
Hetty Andika Perkasa saat menyaksikan kesenian tradisional tari sintren di wilayah Desa Drunten, Kecamatan Gabus Wetan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengenakan kebaya putih Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana Hetty Andika Perkasa menyaksikan kesenian tradisional tari Sintren di wilayah Desa Drunten, Kecamatan Gabus Wetan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Hal tersebut dilakukan istri Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa tersebut saat melakukan kunjungan kerja ke daerah Indramayu belum lama ini.

Tampak dalam tayangan Youtube TNI AD, Hetty Andika Perkasa memasangkan selendang merah di lehar penari Sintren yang mengenakan kacamata hitam.

Ia pun tampak menikmati pertunjukan tari Sintren dari tempat duduknya bersama jajaran pengurus Persit Kartika Chandra Kirana liannya.

Baca juga: Hetty Andika Perkasa Tinjau Program Ketahanan Pangan Istri Prajurit di Sumedang

 ⁣ “Saya senang sekali lihat kebudayaan Indramayu, Saya jadi mengenal seni budaya dari Indramayu, luar biasa semangat bapak-bapak, ibu-ibu dan anak-anak semua dalam melestarikan budaya ini,” ujar Hetty Andika Perkasa.

Hetty berpesan agar masyarakat Desa Drunten terus berlatih agar kesenian tari Sintren dapat dipertahankan dan dapat dilestarikan.

Baca juga: Saat Istri KSAD Hetty Andika Perkasa Kunjungi Rumah Ajudannya Serda Elok Afnani⁣ di Probolinggo

Dalam kesempatan tersebut, Hetty pun memberikan bantuan sosial kepada seluruh penari yang terlibat dalam penampilan tari Sintren tersebut.

Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk apresiasi atas pelestarian kebudayaan.⁣

⁣ Setelah itu Hetty dan Pengurus Pusat Persit Kartika Chandra Kirana melanjutkan dengan kegiatan lainnya yaitu memanen jagung di ladang dan memancing ikan.

Kegiatan tersebut menggambarkan rutinitas warga yang kesehariannya bermata pencaharian sebagai petani.⁣

Kunjungan Hetty dan rombongan ke Desa Drunten selain untuk berbagi juga mengenalkan hal baru yakni kebudayaan dari Desa Drunten berupa tari Sintren.


Mengenal tari Sintren

Dilansir dari kompas.com, Sintren atau dikenal dengan nama Lais adalah kesenian tari tradisional masyarakat Jawa.

Kesenian itu terkenal di pesisir utara Jawa, di bagian Barat dan Tengah.

Mulai dari Indramayu, Cirebon, Kuningan, Majalengka, Jatibarang, Brebes, Pemalang, Tegal, Banyumas hingga Pekalongan.

Tarian sintren merupakan seni tradisional yang mengandung unsur magis.

Baca juga: Kisah Serka Elkana Tafuli Ikut Latihan Tempur di Baturaja: Restu Sang Ibu Hingga Selfie Bareng KSAD

Nama sintren sendiri berasal dari gabungan dua kata, yakni si dan tren.

Dalam bahasa Jawa kata "si" merupakan sebuah ungkapan panggilan yang memiliki arti ia atau dia.
Sedangkan kata "tren" berasal dari kata tri atau putri.
Sehingga, sintren memiliki arti si putri atau sang penari.

Konon tarian sintren menceritakan kisah cinta Ki Joko Bahu dengan Rantamsari yang tidak disetujui oleh Sultan Agung, Raja Mataram.

Ki Joko Bahu dan Rantamsari terlambat dan tersiar kabar bahwa Ki Joko Bahu meninggal.

Namun Rantamsari tidak percaya dan mencari kekasihnya dengan menyamar sebagai penari sintren.

Makna di balik tari Sintren

Tarian Sintren menggambarkan kesucian sang putri atau sang penari.

Masyarakat menyakini tarian ini tak boleh diakses atau dilakukan secara main-main.

Seorang penari hanya boleh membawakan tarian sintren dalam keadaan suci dan bersih.

Makanya, sebelum melakukan pementasan sang penari harus melakukan puasa terlebih dahulu dan menjaga agar tidak dosa.

Hal itu ditujukan agar roh tidak akan mengalami kesulitan untuk masuk dalam tubuh penari.

Kesenian tari sintren pada mulanya dipentaskan pada waktu yang sunyi, di saat malam bulan purnama, karena kesenian tari ini berhubungan dengan roh halus yang masuk ke dalam sang penari.

Tari sintren dibawakan oleh seorang wanita yang mengenakan kostum khusus dan berkacamata hitam.
Sebelum melakukan tarian, biasanya sang penari akan masuk ke dalam sebuah kurungan dalam keadaan terikat tali tambang.

Kurungan kemudian ditutup dengan kain.

Baca juga: KSAD Jenderal Andika Perkasa Keluhkan Jumlah Alutsista TNI AD Masih Terbatas

Saat penari keluar dari kurungan penonton dibuat takjub.
Penari berhasil lolos dari ikatannya dan sudah berganti pakaian.

Musik langsung menyambutnya dan penari pun langsung berjoget.

Uniknya, bila ada penonton yang memberikan uang ke penari, penari langsung terjatuh dan berhenti menari.

Meski terlihat aneh dan menghibur, jatuhnya penari karena sawer ini sebenarnya pesan yang disampaikan lewat tari sintren.

Jatuhnya menggambarkan menggambarkan bahwa manusia kerap lupa diri ketika sudah bergelimang harta.

Uang yang dilempar ke penari dimaknai sebagai harta atau nafsu duniawi.

Penari sebagai gambaran kita atau manusia, langsung jatuh ketika terkena lemparan uang.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved