Kamis, 2 Oktober 2025

UU Cipta Kerja

Ambulans yang Dikejar Polisi Kemarin Mengangkut Batu dan Logistik untuk Perusuh?

Yusri menjelaskan, saat itu petugas memang tengah melakukan razia saat berlangsungnya demo menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Tangkap layar akun Twitter @QaillaAsyiqah
Sebuah video viral di media sosial yang menampilkan satu unit mobil ambulans dikejar dan ditembak aparat Kepolisian. Lokasi penembakan ambulas tersebut diduga terjadi dk kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa kemarin. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Viral video mobil ambulans yang ditembaki gas air mata di tengah berlangsungnya kericuhan di Jakarta, kemarin.

Diduga kendaraan tersebut tengah mengangkut logistik untuk massa perusuh saat demo menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (13/10/2020).

Hal itu diketahui setelah polisi mengamankan empat orang yang ada di dalam ambulans.

Salah satunya seseorang berinisial N yang melompat dari ambulans saat ditembaki gas air mata.

Baca juga: Detik-detik Mobil Ambulans Diberondong Gas Air Mata oleh Polisi Saat Demo UU Cipta Kerja di Menteng

"Dari hasil keterangan awal, ada dugaan bahwa ambulans tersebut bukan untuk kesehatan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (14/10/2020).

"Tetapi untuk mengirimkan logistik dan indikasi batu untuk para pendemo. Ini keterangan dari salah satu itu yang loncat (N)," lanjut dia.

Yusri menjelaskan, saat itu petugas memang tengah melakukan razia saat berlangsungnya demo menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Razia tersebut dilakukan setelah polisi mendapat informasi ada pihak yang coba memanfaatkan situasi.

"Saat itu ada tiga rangkaian. Rangkaian pertama ambulans, kedua sepeda motor, dan ketiga ada ambulans lagi," terang dia.

Baca juga: Ambulans yang Ditembaki Gas Air Mata oleh Polisi Itu Milik Siapa?

Ketika ambulans pertama dan rangkaian sepeda motor diperiksa, petugas tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan.

Namun, ambulans kedua yang hendak diperiksa petugas berusaha kabur.

"Ambulans yang viral dia coba kabur. Kita ketahui ada empat orang di ambulans itu, dia mundur dan nyaris tabrak petugas, lalu mundur lagi dan nyaris tabrak petugas saat itu," ujar Yusri.

Petugas pun coba menghentikan laju ambulans tersebut dengan tembakan gas air mata.

Namun, ambulans itu tetap berupaya kabur dan tancap gas. Polisi kembali melakukan pengejaran.

"Malam hari kita temukan (ambulans) di Taman Ismail Marzuki," kata Yusri.

Baca juga: Ambulans yang Ditembaki Gas Air Mata oleh Polisi Itu Milik Siapa?

Saat ini, mobil ambulans tersebut berada di Mapolda Metro Jaya, tepatnya di depan Gedung Jatanras.

Ambulans itu mengalami pecah di kaca bagian belakang dan retak di kaca depan.

Siapa pemiliknya?

Sebuah video viral di media sosial yang menampilkan satu unit mobil ambulans dikejar dan ditembak aparat kepolisian.

Lokasi penembakan ambulas tersebut diduga terjadi di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (13/10/2020).

Saat itu, tengah berlangsung demo penolakan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja.

Akun Twitter @QaillaAsyiqah menjadi salah satu yang mengunggah video ambulans tersebut.

Dalam video berdurasi 21 detik, tampak sejumlah polisi mengejar ambulans yang bergerak mundur.

Ambulans tersebut tampak menghindari kejaran polisi.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta membantah ambulans tersebut merupakan milik pemerintah provinsi DKI Jakarta.

"Bukan ambulans milik Pemprov DKI," ujar Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes DKI Jakarta, Weningtyas melalui pesan singkat, Rabu (14/10/2020).

Polisi sendiri telah mengamankan empat orang yang berada di mobil ambulans yang ditembaki gas air mata saat demo menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (13/10/2020).

Hal itu dikatakan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus, Rabu (14/10/2020).

"Sekarang kita sudah amankan di Polda Metro Jaya," kata Yusri di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (14/10/2020).

Yusri menjelaskan, keempat orang tersebut masih menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya.

"Kita lakukan pendalaman terhadap yang kita amankan," ujar dia.

Saat ini, mobil ambulans tersebut berada di Mapolda Metro Jaya, tepatnya di depan Gedung Jatanras.

Ambulans itu mengalami pecah di kaca bagian belakang dan retak di kaca depan.

Yusri menjelaskan, saat itu petugas memang tengah melakukan razia saat berlangsungnya demo menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Razia tersebut dilakukan setelah polisi mendapat informasi ada pihak yang coba memanfaatkan situasi.

"Saat itu ada tiga rangkaian. Rangkaian pertama ambulans, kedua sepeda motor, dan ketiga ada ambulans lagi," terang dia.

Ketika ambulans pertama dan rangkaian sepeda motor diperiksa, petugas tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan.

Namun, ambulans kedua yang hendak diperiksa petugas berusaha kabur.

"Ambulans yang viral dia coba kabur. Kita ketahui ada empat orang di ambulans itu, dia mundur dan nyaris tabrak petugas, lalu mundur lagi dan nyaris tabrak petugas saat itu," ujar Yusri.

Petugas pun coba menghentikan laju ambulans tersebut dengan tembakan gas air mata.

Namun, ambulans itu tetap berupaya kabur dan tancap gas. Polisi kembali melakukan pengejaran.

"Malam hari kita temukan (ambulans) di Taman Ismail Marzuki," kata Yusri.

Penjelasan Kapolres

Dalam video tersebut, terlihat pengemudi ambulans tiba-tiba memundurkan kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Petugas lalu berusaha mengejar ambulans tersebut.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto. Heru mengatakan, mobil ambulans tersebut kini diamankan di Polda Metro Jaya.

Tak hanya mobil ambulans, polisi juga mengamankan tiga orang yang berada di dalamnya. "Saat ini diperiksa di Polda," tutur Heru saat dikonfirmasi, Rabu (14/10/2020).

Heru mengatakan, awalnya polisi berusaha menghentikan ambulans yang melintas. Akan tetapi, pengemudi ambulans malah menambah kecepatan kendaraan dan hampir menabrak petugas.

"Diberhentikan petugas malah tancap gas, bahkan mau menabrak anggota," ucap Heru.

Hal ini, menurut Heru, malah menimbulkan kecurigaan dari petugas. Karenanya, polisi kemudian membawa ambulans beserta tiga orang di dalamnya untuk diperiksa.

Meski begitu, Heru mengaku tidak mengetahui alasan mengapa ambulans tersebut kabur saat akan diberhentikan. "Tunggu hasil pemeriksaan," kata dia.

Aksi penolakan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja yang disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masih terus bergulir.

Gelombang unjuk rasa kembali digelar kedua kalinya pada Selasa (13/10/2020) kemarin di sejumlah titik Jakarta Pusat, yakni Patung Arjuna Wiwaha (Patung Kuda), Harmoni, dan Istana Negara.

Unjuk rasa tersebut dilakukan oleh Persatuan Alumni (PA) 212 dan beberapa ormas lainnya. Bentrokan dengan petugas gabungan TNI-Polri yang mengawal jalannya aksi demonstrasi pun tak terhindarkan.

Relawan Muhammadiyah Jadi Korban

Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Budi Setiawan mengungkapkan aksi kekerasan yang dilakukan oknum kepolisian kepada anggotanya saat melakukan tugas sebagai relawan kemanusiaan saat demonstrasi menolak UU Cipta Kerja, Selasa (13/10/2020) kemarin.

Budi mengungkapkan, penganiayaantersebut menimpa empat relawan MDMC saat berada di Pos Kesehatan di depan Apartemen Fresher Menteng yang bersebelahan dengan Kantor PP Muhammadiyah di Menteng Raya, Jakarta Pusat.

Peristiwa penganiayaan tersebut terjadi selepas Maghrib. Budi mengungkapkan oknum polisi langsung menabrak relawan dan memukuli.

"Datang langsung tabrak pakai motor. Teman-teman saya langsung ditabrak dan dipukuli bahkan sebagian diseret untuk masuk ke mobil tapi kemudian negosiasi karena relawan medis dikeluarkan," kata Budi kepada Tribunnews.com, Rabu (14/10/2020).

Relawan yang menjadi korban tersebut akhirnya dilarikan ke RSIJ Cempaka Putih, Jakarta Pusat, untuk mendapatkan perawatan.

Budi mengungkapkan oknum polisi tersebut tidak melakukan dialog terlebih dulu terhadap pihaknya. Mereka langsung menyerang para relawan yang sedang berada di pos kesehatan.

"Ya langsung sweeping, langsung mukul. Kita sedang duduk-duduk," ucap Budi.

Dirinya menjelaskan MDMC membuka pos kesehatan untuk membantu pihak manapun yang membutuhkan bantuan kesehatan.

MDMC telah membuka pos kesehatan sejak pagi untuk menunggu masyarakat yang mengharapkan bantuan medis.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved